PERUT yang tampak buncit kadang dianggap sepele. Padahal kondisi ini bisa menjadi tanda kesehatan jantung sedang terancam. Ada penumpukan lemak di area perut yang berkaitan erat dengan risiko penyakit jantung dibanding lemak di bagian tubuh lain.
Penyebab perut buncit tidak hanya soal makan berlebihan, tetapi seringkali tanda adanya lemak visceral, yakni lemak yang menumpuk di sekitar organ dalam. Lemak jenis ini lebih aktif secara metabolik dan dapat memengaruhi cara tubuh mengatur gula darah, tekanan darah, dan kolesterol, faktor risiko utama penyakit jantung.
Gangguan JantungLingkar pinggang di atas ambang sehat memiliki kemungkinan lebih besar mengalami gangguan jantung. Ukuran pinggang yang besar sering dikaitkan dengan resistensi insulin, inflamasi kronis, dan kadar kolesterol tidak seimbang yang semuanya berkontribusi pada penyempitan pembuluh darah dan gangguan irama jantung.
Selain risiko jantung, perut buncit juga sering berkaitan dengan kondisi lain seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan sindrom metabolik. Gejala-gejala ini saling berkaitan dan memperbesar risiko komplikasi serius jika tidak diatasi sejak dini.
Rutin mengukur lingkar pinggang adalah indikator sederhana memantau risiko kesehatan. Pola hidup sehat seperti makan makanan rendah lemak jenuh dan gula, meningkatkan asupan serat, serta rutin berolahraga dapat membantu mengurangi lemak perut dan menekan risiko penyakit jantung.
Ubah Gaya HidupMengubah gaya hidup bukan hanya soal penampilan, tetapi lebih kepada perlindungan jangka panjang bagi organ vital, terutama jantung. Kesadaran dan respons cepat terhadap tanda-tanda tubuh seperti perut buncit dapat membantu mencegah komplikasi yang lebih serius di kemudian hari.
Dengan memahami bahwa perut buncit bisa menjadi alarm bahaya bagi kesehatan jantung, masyarakat diharapkan lebih waspada dan proaktif dalam menjaga kesehatan sejak dini. Perubahan kecil dalam kebiasaan harian kerap kali memberi dampak besar bagi kesehatan jantung secara keseluruhan. (Halodoc/Z-2)




