Kementerian Kebudayaan: Sastra Jadi Ingatan Kolektif Bangsa

Penulis: Ricardo Julio

TVRINews, Jakarta

Kementerian Kebudayaan menegaskan bahwa sastra memiliki peran strategis sebagai ingatan kolektif bangsa sekaligus instrumen diplomasi budaya Indonesia. Hal tersebut dikemukakan dalam penyelenggaraan MaxNovel Award 2025 yang digelar di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Mengusung tema 'Agar Cerita-Cerita Baik Indonesia Terus Hidup', MaxNovel Award 2025 memberikan apresiasi kepada 10 penulis terbaik dari berbagai latar belakang suku, daerah, dan agama. Ajang ini sekaligus menjadi wujud komitmen MaxNovel dalam menjaga keberagaman, kualitas, serta keberlanjutan ekosistem sastra Indonesia.

Pemilihan UNJ sebagai lokasi acara dinilai strategis karena mempertemukan dunia akademik dengan industri kreatif literasi. Lingkungan Program Studi Bahasa dan Sastra UNJ dipandang sebagai ruang subur bagi lahirnya penulis-penulis masa depan melalui pembinaan nilai, pemikiran kritis, dan kreativitas sastra secara berkelanjutan.

Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Bisnis UNJ, Andy Hadiyanto, menyampaikan bahwa kolaborasi ini membuka ruang nyata bagi mahasiswa dan sivitas akademika untuk berkarya dan memberi dampak. Ia menilai sastra sebagai medium pendidikan yang efektif karena mampu menyampaikan nilai-nilai kebaikan secara membumi dan lintas generasi.

Sorotan utama datang dari Direktur Promosi Kebudayaan Direktorat Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI, Undri. Ia menilai MaxNovel Award sebagai inisiatif strategis dan visioner dalam menjaga serta mempromosikan sastra Indonesia.

“Penghargaan MaxNovel yang mengusung tema ‘Agar cerita-cerita baik Indonesia terus hidup’ bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan ruang apresiasi dan pembinaan yang mendorong lahirnya karya-karya sastra berkualitas dan kaya nilai budaya,” ujar Undri dalam keterangannya yang diterima pada Minggu 21 Desember 2025.

Menurutnya, sastra, khususnya novel, berperan melampaui fungsi hiburan. Sastra menjadi ruang penyimpanan nilai, identitas, dan realitas sosial bangsa yang diwariskan lintas generasi. Melalui karya sastra, cerita-cerita Indonesia mampu menembus batas geografis dan waktu serta menampilkan wajah kebudayaan Indonesia di panggung global.

Undri juga menekankan pentingnya peran platform digital seperti MaxNovel dalam diplomasi budaya nasional. Karya sastra dinilainya sebagai instrumen *soft power* yang bekerja secara halus namun mendalam, memungkinkan narasi Indonesia hadir dalam dialog global secara inklusif dan bermakna. Ia mendorong sinergi berkelanjutan antara pemerintah, perguruan tinggi, dan platform literasi, termasuk melalui Rumah Budaya Indonesia di luar negeri serta program penerjemahan karya sastra.

Sementara itu, Direktur MaxNovel Indonesia, Neo, menyampaikan bahwa MaxNovel merupakan platform novel digital lokal yang berfokus pada pengembangan ekosistem sastra nasional dan keberlanjutan ekonomi penulis. Hingga kini, lebih dari 5.000 penulis lokal tergabung di MaxNovel dan memperoleh pendapatan yang stabil, sekaligus membuka peluang karya sastra Indonesia dikenal di tingkat internasional melalui kerja sama lintas budaya.

Semangat inklusivitas MaxNovel Award 2025 juga tercermin dari kisah salah satu pemenang, penulis difabel Naga Hitam. Ia menyampaikan bahwa menulis menjadi sumber harapan dan cara hidup di tengah keterbatasan fisik, serta mengapresiasi komitmen MaxNovel dalam memberikan kesempatan yang setara bagi penulis dari berbagai latar belakang.

Melalui MaxNovel Award 2025, MaxNovel menegaskan perannya bukan hanya sebagai platform digital, tetapi juga sebagai mitra strategis dunia akademik dan pemerintah dalam mendorong literasi inklusif serta menjaga narasi budaya Indonesia di era digital.

Editor: Redaktur TVRINews