Bukan Liburan, Warga Ini Mudik Nataru ke Purwodadi untuk Panen Jagung

kompas.com
2 jam lalu
Cover Berita

DEPOK, KOMPAS.com - Seorang pemudik bernama Mukarom (38) mengaku bahwa tujuannya mudik dari Depok, Jawa Barat, ke kampung halamannya di Desa Geyer, Purwodadi, Jawa Tengah, bukan untuk merayakan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Pria yang bekerja sebagai kuli bangunan itu bercerita bahwa selain ingin bertemu istri dan anak, kepulangannya ke kampung halaman kali ini juga dimanfaatkan untuk memanen jagung di kebun miliknya.

"Saya pulang soalnya mau panen jagung yang sudah masuk waktunya. Jadi, harus dikerjain langsung," kata Mukarom saat ditemui Kompas.com di Terminal Jatijajar, Kota Depok, Minggu (21/12/2025).

Baca juga: Terminal Pulogebang Siap Berangkatkan 3.800 Penumpang Mudik Gratis Kemenhub

Mukarom mudik menggunakan bus yang dijadwalkan berangkat dari Terminal Jatijajar sekitar pukul 13.00 WIB dan diperkirakan tiba di kampung halamannya pada pukul 23.30 WIB.

Untuk perjalanan tersebut, ia membeli tiket bus seharga Rp 250.000 dari salah satu perusahaan otobus (PO) Garuda Mas. Uang untuk membeli tiket bus itu diperoleh dari hasil kerjanya di Depok.

var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=panen jagung, pemudik, Mudik Nataru, mudik nataru 2025&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8yMS8xNTQyMDM2MS9idWthbi1saWJ1cmFuLXdhcmdhLWluaS1tdWRpay1uYXRhcnUta2UtcHVyd29kYWRpLXVudHVrLXBhbmVuLWphZ3VuZw==&q=Bukan Liburan, Warga Ini Mudik Nataru ke Purwodadi untuk Panen Jagung§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `
${response.judul}
Artikel Kompas.id
`; document.querySelector('.kompasidRec').innerHTML = htmlString; } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } }); xhr.open("GET", endpoint); xhr.send();

"Kebetulan saya dibayar per dua minggu, sehari (dibayar) sekitar Rp 200.000. Tapi ini jatuhnya harga tiket saya masih normal karena mulai naik infonya besok (Senin, 22 Desember 2025)," ujarnya.

Pada mudik kali ini, Mukarom mengaku tidak membawa oleh-oleh untuk keluarga. Uang bekerja sebagai kuli telah dikirimkan kepada sang istri dan ia hanya menyisakan uang secukupnya di dompet untuk makan selama perjalanan.

Alih-alih membawa oleh-oleh, Mukarom justru membawa sejumlah peralatan kerjanya sebagai kuli bangunan, salah satunya gergaji. Ia khawatir peralatan tersebut hilang jika ditinggal di kontrakan dan berharap bisa dimanfaatkan selama berada di kampung.

Sejak 2008, Mukarom terbiasa bekerja di dua daerah dan kondisi tersebut tidak pernah menjadi keluhan baginya. Ia justru menantikan musim panen jagung yang biasanya datang dua kali dalam setahun.

Baca juga: Viral Kamera Diduga ETLE di Area Kampus Dekat Stasiun UI, Ini Kata Polisi

Ia memperkirakan hasil panen kali ini bisa mencapai puluhan hingga ratusan kilogram. Bahkan, Mukarom tidak menutup kemungkinan memanggil tenaga tambahan jika panen berlangsung lebih banyak dari biasanya.

"Biasanya nanti habis panen bisa dijual basah atau kering. Kalau di kampung saya banyaknya dijual kering buat ke pasar-pasar," tuturnya.

Dalam satu siklus panen, Mukarom membutuhkan waktu setidaknya tiga pekan hingga kembali menyiapkan lahan untuk musim tanam berikutnya.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-for-outstream'); });
.ads-partner-wrap > div { background: transparent; } #div-gpt-ad-Zone_OSM { position: sticky; position: -webkit-sticky; width:100%; height:100%; display:-webkit-box; display:-ms-flexbox; display:flex; -webkit-box-align:center; -ms-flex-align:center; align-items:center; -webkit-box-pack:center; -ms-flex-pack:center; justify-content:center; top: 100px; }
LazyLoadSlot("div-gpt-ad-Zone_OSM", "/31800665/KOMPAS.COM/news", [[300,250], [1,1], [384, 100]], "zone_osm", "zone_osm"); /** Init div-gpt-ad-Zone_OSM **/ function LazyLoadSlot(divGptSlot, adUnitName, sizeSlot, posName, posName_kg){ var observerAds = new IntersectionObserver(function(entires){ entires.forEach(function(entry) { if(entry.intersectionRatio > 0){ showAds(entry.target) } }); }, { threshold: 0 }); observerAds.observe(document.getElementById('wrap_lazy_'+divGptSlot)); function showAds(element){ console.log('show_ads lazy : '+divGptSlot); observerAds.unobserve(element); observerAds.disconnect(); googletag.cmd.push(function() { var slotOsm = googletag.defineSlot(adUnitName, sizeSlot, divGptSlot) .setTargeting('Pos',[posName]) .setTargeting('kg_pos',[posName_kg]) .addService(googletag.pubads()); googletag.display(divGptSlot); googletag.pubads().refresh([slotOsm]); }); } }

Rasa bahagia tampak jelas dari raut wajah Mukarom. Dengan empat tas ransel yang dibawanya, ia terlihat bersemangat membayangkan segera bertemu dan memeluk keluarga tercinta.

"Saya belum tahu pulang kapan, belum beli tiket pulang juga. Kayaknya jarang deh orang yang langsung beli tiket PP, saya kemungkinan bisa pertengahan Januari baru ke Depok," tuturnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Pensiunan Guru Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Halaman Rumah, Polisi Selidiki Dugaan Kekerasan
• 2 jam lalutvonenews.com
thumb
Ribuan Paket Tali Kasih Natal Presiden Prabowo Disalurkan di Langowan
• 16 jam lalujpnn.com
thumb
Gunung Semeru Erupsi Pagi Ini, Kolom Abu Capai 1,2 Kilometer di Atas Puncak
• 10 jam lalutvonenews.com
thumb
Antisipasi Kendaraan Mogok, Polres Kudus Sediakan BBM Darurat Selama Nataru
• 20 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Anak Bukan Piala: Bahaya Kebiasaan Membanding-bandingkan yang Dianggap Biasa
• 4 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.