Laporan wawasan industri terbaru dari Asia Pacific Energy Transition Readiness Index 2025 oleh Energy Industries ABB, memprediksi penggunaan energi terbarukan akan meningkat lebih dari 20 persen dalam lima tahun ke depan atau hingga 20230. Tiga sumber utama energi terbarukan itu berasal dari tenaga surya, tenaga air, dan panas bumi.
"Perluasan kapasitas energi panas bumi tidak hanya memperkuat kemandirian energi nasional, tetapi juga membangun masa depan energi yang lebih tangguh dan berkelanjutan bagi Indonesia," ujar President Energy Industries division Asia ABB, Anders Maltesen, Minggu (21/12).
Dia melanjutkan, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Wayang Windu menjadi salah satu contoh energi terbarukan di Indonesia. Pembangkit ini memainkan peran penting dalam pasokan listrik Indonesia selama beberapa dekade terakhir.
Listrik yang dihasilkan dari Wayang Windu memasok jaringan Jamali, yang menyediakan energi untuk jutaan rumah tangga di Pulau Jawa, Madura, dan Bali. Sebagai bagian dari inisiatif modernisasi yang tengah dilakukan, Star Energy Geothermal (SEG), anak perusahaan Barito Renewables, bekerja sama dengan ABB untuk meningkatkan fasilitas tersebut di Jawa Barat.
Pada 2025, pembangkit listrik panas bumi berkapasitas 230.5 MW tersebut memiliki tambahan unit, dengan Unit 3 yang saat ini sedang dikembangkan. Kapasitas Wayang Windu ini turut berkontribusi pada total 910 MW energi panas bumi yang dihasilkan SEG di Jawa Barat.
ABB telah memodernisasi sistem kontrol terdistribusi (Distributed Control System/DCS) pada Unit 1 dan 2 Wayang Windu dengan mengaplikasikan ABB Ability™ Symphony Plus DCS, yang memungkinkan SEG mengelola kebutuhan variabel dari pembangkit listrik panas bumi secara lebih efektif sambil menjaga pasokan listrik yang stabil dan andal.
"Modernisasi tidak hanya meningkatkan skalabilitas, memungkinkan integrasi tanpa hambatan antara unit yang sudah ada dengan unit yang tengah dikembangkan tanpa memerlukan peningkatan (upgrade ) infrastruktur yang signifikan, namun juga menghadirkan system kontrol yang lebih Tangguh pada Unit 1 dan Unit 2," jelasnya.
ABB juga meningkatkan sistem Human Machine Interface (HMI) untuk Unit 1 dan 2 Wayang Windu, dengan melakukan transisi dari platform Power Generation Portal (HMIPGP) lama atau legacy ke platform Symphony Plus (S+). Untuk Unit 3, ABB telah mengimplementasikan Symphony Plus DCS sebagai bagian dari upaya ekspansi yang sedang berlangsung di pembangkit tersebut.
Menurut Asosiasi Panas Bumi Indonesia, cadangan panas bumi dunia yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi mencapai 49 persen dari cadangan panas bumi dunia. Namun dari potensi total sekitar 24.000 MW, baru sekitar 10 persen yang telah dimanfaatkan hingga saat ini.
"Kami percaya bahwa teknologi adalah salah satu pengungkit utama untuk menjadikan energi terbarukan, seperti panas bumi, sebagai sumber listrik yang andal dan dapat terus dikembangkan di Indonesia," tambahnya.




