Washington, VIVA – Amerika Serikat kembali merampas sebuah kapal tanker minyak yang terakhir berlabuh di Venezuela, menurut Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem.
Pasukan penjaga pantai AS merebut kapal tersebut pada dini hari dengan dukungan dari Departemen Pertahanan, kata pejabat AS itu di media sosial X.
"Amerika Serikat akan terus mengejar pergerakan minyak ilegal yang digunakan untuk mendanai terorisme narkoba di kawasan," ucap Noem.
"Kami akan menemukanmu dan kami akan menghentikanmu," kata dia, menambahkan.
Sementara itu dalam pernyataannya, otoritas Venezuela memandang aksi perampasan kapal tanker oleh personel AS tersebut sebagai "perampokan dan penculikan".
Sembari menegaskan bahwa akan ada balasan atas tindakan tersebut, otoritas Venezuela memastikan akan mengambil langkah lebih lanjut seperti melapor ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan badan multilateral lainnya.
Peristiwa itu berlangsung di tengah ketegangan yang semakin meruncing antara Washington dan Caracas.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyatakan "blokade penuh" terhadap semua kapal tanker yang disanksi dari memasuki atau keluar dari wilayah Venezuela.
Ketegangan tersebut meningkat pada 10 Desember, ketika pasukan AS merampas satu kapal tanker di dekat pesisir Venezuela. Pemerintah Venezuela mengecam tindakan tersebut sebagai "pembajakan internasional".
Washington berdalih langkah mereka adalah untuk memerangi korupsi dan peredaran narkoba.
Sementara, Caracas menuduh AS menjadikan pemberantasan narkoba sebagai kedok dari upaya mereka menyingkirkan Presiden Nicolas Maduro dan mencaplok sumber daya minyak Venezuela. (Ant)





