SEBAGAI wujud komitmen Universitas Prasetiya Mulya dalam membekali lulusan dengan pengetahuan mutakhir di bidang STEM, wisuda tahun 2025 yang diselenggarakan pada Senin(15/12/2025) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD,Tangsel, Banten, mengangkat tema “Thriving
Through Lifelong Learning in the AI Era.”
Pada wisuda kali ini, Universitas Prasetiya Mulya kembali menegaskan kualitasnya sebagai salah satu perguruan tinggi bisnis terdepan di Indonesia. Sebanyak 28% lulusan tercatat telah membangun usaha, baik berupa STEM-driven business maupun traditional business. Selain itu, 40% lulusan telah bekerja di berbagai perusahaan multinasional dan nasional, 5% melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, serta 27% lainnya sedang mengikuti program magang atau berada dalam proses rekrutmen.
Angka tersebut mencerminkan kuatnya daya saing lulusan kampus bisnis berbasis STEM yang secara konsisten menyiapkan talenta adaptif dan relevan di tengah pesatnya perkembangankecerdasan artifisial (AI), sekaligus menegaskan posisi Prasetiya Mulya sebagai sekolah bisnis yang progresif dan visioner.
Dalam rangka membekali lulusan agar mampu berkarier sebagai profesional, entrepreneur, dan pemimpin yang mampu memanfaatkan teknologi secara strategis dan beretika, UniversitasPrasetiya Mulya menghadirkan Prof. (H.C.UA) Carina Citra Dewi Joe, B.Sc., M.Sc., Ph.D.
sebagai pembicara utama. Ilmuwan Indonesia yang berkontribusi dalam pengembangan vaksinOxford–AstraZeneca serta penerima Bintang Jasa Utama Republik Indonesia ini menegaskan keterkaitan erat antara pendidikan bisnis, sains, dan inovasi yang menjadi ciri pembelajaran di
Prasetiya Mulya.
Prof. Carina menekankan pentingnya lifelong learning sebagai kunci adaptasidi tengah percepatan teknologi. “Di era kecerdasan artifisial yang berkembang sangat cepat, kemampuan untuk terus belajar
menjadi kunci utama. AI adalah alat yang sangat kuat, namun dampaknya akan bermakna dan berkelanjutan hanya jika digunakan dengan kreativitas, intuisi, dan tanggung jawab manusia,” ujarnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Dr. Hassan Wirajuda,menegaskan bahwa keunggulan lulusan Prasetiya Mulya terletak pada keseimbangan antara kompetensi teknologi, pemikiran strategis bisnis, dan nilai kemanusiaan.
“Kecerdasan artifisial dapat mengoptimalkan proses dan hasil, tetapi tidak dapat menggantikan makna, empati, dan kebijaksanaan yang lahir dari nurani manusia. Inilah fondasi yang kami bangun dalam pendidikan di Prasetiya Mulya,” ungkapnya.
Dari perspektif regulator pendidikan tinggi, Kepala Bagian Umum LLDIKTI Wilayah III, TriMunanto, S.E., M.Ak., mendorong para lulusan untuk tumbuh menjadi pemimpin dan pelaku usaha yang adaptif di era digital, dengan tetap menjunjung tinggi kecerdasan emosional dan etika.
Sementara itu, Wakil Ketua Pembina Yayasan Prasetiya Mulya, Jusuf Wanandi, menekankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin dalam membangun masa depan. Menurutnya, pencapaian besar hanya dapat diraih melalui kerja kolektif dan sinergi yang terus dibangun di lingkungan pendidikan tinggi. (H-2)



