BMKG memastikan gempa berkekuatan 5,6 magnitudo yang mengguncang Jailolo, Maluku Utara, Minggu (21/12) sekitar pukul 19.21 WIB tidak berpotensi tsunami. Gempa itu berpusat di 133 km Barat Laut Jailolo dengan kedalaman 27 Km.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,6.
"Episenter gempabumi terletak pada koordinat 1,47° LU ; 126,35° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 Km arah barat laut Jailolo, Maluku Utara pada kedalaman 30 km," kata Daryono lewat keterangannya, Minggu (21/12).
Daryono menyebut, gempa ini terjadi karena adanya aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault )," jelasnya.
Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Manado, Bitung, Minahasa, Minahasa Utara, dan Tomohon dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Ternate dengan skala intensitas II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
"Hingga pukul 19.40 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock) sebanyak 1 kali dengan kekuatan M3,0," jelasnya.


:strip_icc()/kly-media-production/medias/4399860/original/002951700_1681806832-20230418-Mudik-Pelabuhan-Merak-Faizal-1.jpg)

