FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), mengkritik kondisi internal Nahdlatul Ulama (NU).
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam acara Puncak Haul ke-16 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang digelar di Kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, kemarin.
Di hadapan para jamaah dan tokoh NU, Gus Kikin menyebut bahwa NU saat ini mengalami penurunan nilai moral dan spiritual.
Ia menyinggung kecenderungan organisasi yang dinilai lebih dekat dengan kekuasaan ketimbang memperkuat hubungan spiritual kepada Tuhan.
“Kalau saya pikir, dulu itu organisasi keagamaan, ini takarur bilallah, mendekatkan diri kepada yang maha kuasa,” ujar Gus Kikin dikutip pada Minggu (21/12/2025).
Namun, ia merasakan adanya perubahan sikap di tubuh NU yang justru lebih condong mendekati penguasa.
“Nah ini kita sekarang, ini rasanya itu kita lebih mendekatkan diri kepada yang sedang berkuasa,” sebutnya.
Gus Kikin secara tegas menyebut kondisi tersebut sebagai kemunduran yang patut disadari bersama oleh seluruh warga NU.
“Turun derajat kita,” tegasnya.
Atas kondisi itu, ia mengajak seluruh elemen NU untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri secara mendalam agar tidak kehilangan jati diri sebagai organisasi keagamaan.
“Jadi mungkin ini kita perlu muhasabah,” imbuhnya.
Kata Gus Kikin, momentum peringatan Haul Gus Dur seharusnya tidak sekadar menjadi ajang seremonial, tetapi juga ruang untuk meneladani nilai-nilai perjuangan dan keberpihakan almarhum pada kemanusiaan, keadilan, dan independensi moral.
“Saya rasa mungkin saya kembali lagi bahwa kita mengenang sama-sama KH Abdurrahman Wahid,” kuncinya.
(Muhsin/fajar)




