Akuisisi Hyundai LNG Shipping oleh Afiliasi Sinar Mas Picu Kontroversi di Korsel

bisnis.com
2 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Rencana penjualan Hyundai LNG Shipping kepada Frontier Resources, perusahaan terafiliasi Sinar Mas Group, memicu protes publik Korea Selatan.

Baca Juga

  • Moratelindo (MORA) & MyRepublic Sinar Mas Bakal Segera Merger
  • Lelang 1,4 GHz Selesai: WIFI-Sinar Mas Juara, Komdigi Setor Rp805 Miliar ke Negara
  • Semarak Merger dan Akuisisi Bank Perekonomian, Ada Aksi Keluarga Sinar Mas

Adapun, konsorsium yang dipimpin oleh IMM Private Equity dan IMM Investment telah menandatangani share purchase agreement (SPA) untuk menjual 100% saham Hyundai LNG Shipping kepada Frontier Resources.

Hyundai LNG Shipping merupakan salah satu perusahaan pengangkut gas alam cair atau LNG terbesar di Korea Selatan. Dilansir dari Business Korea, kesepakatan tersebut dilakukan pada 26 November 2025.

Adapun, nilai transaksi dari penjualan Hyundai LNG Shipping kepada Frontier Resources diperkirakan mencapai sekitar 3,8 triliun won Korea Selatan (termasuk utang) atau sekitar Rp43,05 triliun (asumsi kurs Rp11,3 per won), dengan nilai ekuitas bersih sekitar 400 miliar won atau sekitar Rp4,53 miliar.

Sementara itu, dilansir dari Korea Times, IMM menyatakan bahwa sejak mengambil alih Hyundai LNG Shipping 11 tahun lalu, penjualan perusahaan tersebut menjadi prioritas. Sebab, firma ekuitas privat biasanya menjual perusahaan portofolio dalam sekitar 5 tahun untuk mengembalikan keuntungan kepada investor.

IMM menambahkan, penjualan Hyundai LNG Shipping tidak akan mengganggu pasokan energi di Korea Selatan. Menurut IMM, operasi Hyundai LNG Shipping hanya mencakup kurang dari 6% total impor LNG untuk perusahaan negara Korea Gas Corp. (KOGAS).

Di samping itu, IMM juga menyebut, Hyundai LNG Shipping bakal tetap beroperasi di Korea Selatan, meski telah dibeli oleh Frontier Resources.

"Perusahaan akan terus beroperasi sebagai perusahaan berorientasi laba yang terdaftar di Korea, memenuhi semua kewajiban sebagai perusahaan pelayaran Korea terlepas dari perubahan pemegang saham," kata IMM dikutip Minggu (21/12/2025).

Diprotes Publik


Kendati demikian, rencana penjualan Hyundai LNG Shipping kepada afiliasi Sinar Mas Group itu memicu protes publik Korea Selatan. Warga Busan bahkan sampai turun ke jalan menentang rencana bisnis tersebut.

Musababnya, masyarakat di Busan menilai bahwa transaksi ini dapat membuka jalan bagi pengambilalihan perusahaan lain yang dimiliki ekuitas privat seperti SK Shipping dan H-LINE Shipping, yang akan mengganggu infrastruktur transportasi energi Korea.

Selain itu, penjualan Hyundai LNG Shipping juga menjadi ancaman serius terhadap visi maritim Presiden Lee Jae-myung. Masyarakat pun mendesak pemerintah untuk memblokir transaksi tersebut.

"Menjual Hyundai LNG Shipping kepada perusahaan asing juga akan menghambat tujuan pemerintah untuk menjadikan perusahaan pelayaran Korea menangani setidaknya 70% impor energi inti negara," kata Kelompok Masyarakat Busan.

Tak hanya itu, penjualan Hyundai LNG Shipping juga dinilai dapat menggerus lapangan kerja untuk warga Busan.

“Jika pembeli asing mengganti awak kapal Korea yang terampil dan bergaji tinggi dengan pekerja asing untuk memangkas biaya, pasar kerja Busan dapat runtuh,” kata kelompok tersebut.

Senada, Asosiasi Pemilik Kapal Korea dan Federasi Industri Maritim Korea turut menentang penjualan tersebut. Kedua organisasi tersebut memperingatkan bahwa kesepakatan itu dapat membahayakan keamanan energi Korea Selatan.

Organisasi itu mencatat peran Hyundai LNG Shipping dalam mengangkut gas untuk KOGAS.

Tunggu Persetujuan Pemerintah Korea Selatan


Menurut kementerian kelautan Korea Selatan, kesepakatan penjualan Hyundai LNG Shipping kepada Frontier Resources, memerlukan persetujuan pemerintah tergantung pada strukturnya.

“Kami memantau proses ini dengan cermat karena banyak detail yang masih belum dikonfirmasi,” kata kepala divisi kebijakan pelayaran kementerian.

Pihak kementerian pun sedang memantau proses dengan cermat untuk menilai apakah penjualan itu bisa mengganggu transportasi LNG atau merugikan profitabilitas perusahaan pelayaran Korea Selatan.

Asal tahu saja, pada 2023 IMM sempat mendapat kritik serupa. Saat itu, perusahaan berencana menjual Hyundai LNG Shipping ke perusahaan Eropa. Namun, rencana itu batal karena perbedaan harga dan skeptisme pemerintah.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
7 Gajah Liar di India Mati Tertabrak Kereta Api
• 5 jam lalukumparan.com
thumb
Motor Pertama di Dunia Ternyata Pakai Rangka Terbuat dari Kayu, Ini Wujudnya
• 11 jam lalukumparan.com
thumb
Arsenal Mampu Hindari Kekacauan untuk Menang 1-0 atas Everton Menurut Mikel Arteta
• 6 jam lalumerahputih.com
thumb
Warung nasi di Bali bertransformasi dengan dukungan platform digital
• 3 jam laluantaranews.com
thumb
Indonesia Raih 91 Emas di SEA Games, Presiden Prabowo: Gembira tapi Pusing
• 22 jam lalumedcom.id
Berhasil disimpan.