FAJAR, SURABAYA — Kerja keras manajemen Persebaya Surabaya dalam menyusun fondasi tim menyongsong Super League 2025/2026 patut mendapat apresiasi.
Di tengah derasnya rumor dan ekspektasi besar dari Bonek, manajemen Green Force tetap bergerak dengan perhitungan matang, terutama dalam upaya mendatangkan pelatih berkualitas yang sesuai dengan proyek jangka panjang klub.
Nama besar Shin Tae-yong sempat mencuat ke permukaan dan menjadi perbincangan hangat di kalangan suporter. Mantan pelatih Timnas Indonesia itu disebut-sebut sebagai kandidat kuat pelatih kepala Persebaya Surabaya.
Namun seiring berjalannya waktu, isu tersebut kian meredup dan akhirnya mengarah pada satu kesimpulan: peluang Shin Tae-yong bergabung dengan Green Force sangat kecil.
Kabar ini pertama kali menguat melalui unggahan fanbase Persebaya, @onlinepersebaya. Dalam unggahan tersebut, akun yang kerap menjadi rujukan informasi internal klub itu menegaskan bahwa situasi transfer Shin Tae-yong sudah cukup jelas dan kecil kemungkinan berubah dalam waktu dekat.
“LOW CHANCES,” tulis @onlinepersebaya dalam pernyataan pembuka yang langsung menyita perhatian publik sepak bola Surabaya. Unggahan tersebut pun segera viral dan memicu diskusi panjang di kalangan Bonek.
Fanbase itu kemudian memaparkan tiga faktor krusial yang menjadi penyebab utama gagalnya Shin Tae-yong merapat ke Persebaya Surabaya. Faktor pertama berkaitan langsung dengan situasi pribadi sang pelatih asal Korea Selatan.
“Faktor pertama, Shin Tae-yong mengonfirmasi telah mendapatkan tawaran dari satu klub dan satu tim nasional, namun belum mengambil keputusan,” tulis akun tersebut.
Kondisi ini menunjukkan bahwa fokus Shin Tae-yong belum sepenuhnya tertuju ke Persebaya. Dengan adanya tawaran lain, termasuk dari level tim nasional, posisi Persebaya tidak menjadi satu-satunya prioritas bagi pelatih berusia 54 tahun itu.
Faktor kedua justru datang dari internal manajemen Persebaya Surabaya. Klub kebanggaan Arek-arek Suroboyo itu disebut telah memiliki rencana matang yang tidak ingin terganggu oleh dinamika rumor.
“Faktor kedua, sementara itu, Persebaya sendiri sudah mencapai kesepakatan proyek jangka panjang dengan pelatih baru,” lanjut pernyataan tersebut.
Poin ini menjadi sinyal kuat bahwa manajemen Persebaya tidak ingin bersikap reaktif. Konsistensi proyek jangka panjang dinilai lebih penting ketimbang mengejar nama besar semata.
Langkah ini sekaligus menunjukkan kedewasaan manajemen dalam membangun tim yang berkelanjutan, bukan sekadar sensasi sesaat.
Faktor ketiga yang tak kalah menentukan adalah aspek finansial. Shin Tae-yong dikenal sebagai pelatih dengan standar profesional tinggi, termasuk dalam hal kompensasi.
“Faktor ketiga, faktor permintaan gaji juga dinilai terlalu tinggi dan berpotensi mengganggu keseimbangan finansial Persebaya,” urai fanbase tersebut.
Bagi klub dengan basis suporter besar seperti Persebaya, menjaga stabilitas keuangan menjadi hal mutlak.
Manajemen tampaknya tidak ingin mengorbankan keseimbangan finansial hanya demi satu figur, betapapun besarnya nama sang pelatih.
Dengan mempertimbangkan ketiga faktor tersebut, @onlinepersebaya pun menutup pernyataannya dengan kesimpulan tegas. “Situasi cukup jelas, transfer kecil kemungkinan terjadi,” tulis akun itu.
Sebelumnya, Shin Tae-yong memang santer dikaitkan dengan sejumlah klub setelah tak lagi menangani Timnas Indonesia. Namanya kembali ramai diperbincangkan usai PSSI memutus kontrak Patrick Kluivert dari kursi pelatih kepala. Namun harapan publik akan kembalinya Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia pun kandas, menyusul munculnya sinyal kuat bahwa federasi mengarah pada pelatih asal Inggris, John Herdman.
Di tengah ketidakpastian tersebut, Persebaya Surabaya sempat dianggap sebagai opsi realistis bagi Shin Tae-yong. Rumor ini semakin menguat ketika kolom komentar akun @onlinepersebaya dipenuhi aspirasi Bonek yang menginginkan kehadiran mantan arsitek Garuda itu.
“Saranku lo ya..jupuk o STY krn pelatih fisiknya sdh di sana,” tulis salah satu Bonek, merujuk pada keberadaan staf yang pernah bekerja bersama Shin Tae-yong.
Komentar serupa juga bermunculan. “Fix STY ta iki? Cocok wes pelatih fisik kan pernah dadi staf e pisan,” tulis akun lain, menandakan antusiasme besar suporter terhadap kemungkinan tersebut.
Namun di balik meredupnya isu Shin Tae-yong, kerja keras manajemen Persebaya sejatinya terus berjalan. Klub disebut tengah mengarahkan radar pada pelatih berkualitas dengan rekam jejak kuat di sepak bola Asia, termasuk nama Bernardo Tavares, eks pelatih PSM Makassar yang dikenal piawai membangun tim kompetitif dengan filosofi jelas.
Apapun keputusan akhirnya, satu hal yang pasti: Persebaya Surabaya tidak tinggal diam. Dengan pendekatan terencana, realistis, dan berorientasi jangka panjang, Green Force berupaya memastikan bahwa pelatih yang datang bukan hanya nama besar, tetapi figur yang benar-benar mampu membawa klub kembali bersaing di papan atas Super League.





