Mobil Hybrid Diramal Lebih Laku daripada EV, Apa Sebabnya?

bisnis.com
4 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat Otomotif dan dosen Institut Teknologi Bandung (ITB), Yennes Martinus Pasaribu mengungkapkan tren mobil hybrid berpeluang menggeser pamor mobil listrik (EV) karena ketersediaan infrastruktur kendaraan setrum yang belum merata.

Dia menjelaskan bahwa permasalahan terbesar di industri mobil listrik adalah keberadaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang masih minim.

"Hybrid jadi makin rasional. Hybrid naik penjualannya. Kenapa? Karena kan sekarang kalau orang charging di jalan juga enggak mau pake slow charging. Dia maunya type 2," katanya usai acara V-Creator Summit di Bali, Sabtu (20/12/2025).

Terlebih, katanya, satu unit type 2 memiliki kisaran harga ratusan juta. Dia menilai pertumbuhan mobil listrik tidak sebanding pembangunan SPKLU. Alhasil, ketika pengguna mobil listrik hendak mengisi baterai di perjalanan, antrean akan mengular.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Dia membandingkan dengan mobil hybrid yang mempunyai keunggulan dapat menggunakan bensin sebagai opsi bahan bakar untuk mengoperasikan mobil saat tenaga listrik habis.

"Even dia nge-charge sekarang dengan teknologi yang ada nih 1 jam bisa 80%. Tapi kalau di satu changer yang sama udah ngantri 3 mobil, bete banget. Rasio pertumbuhan ini harus disiapin, yang jualan mobil juga punya tanggung jawab dong," ujarnya.

Baca Juga

  • Bos VinFast Prediksi Kontribusi Mobil Listrik Nasional Tembus 20% di 2026
  • Morris Garage Belum Tertarik Luncurkan Mobil Listrik Rp200 Jutaan
  • Produksi Mobil Listrik BYD Tembus 15 Juta Unit, Lampaui Tesla dan VW

Dia mengimbau produsen mobil listrik atau pemerintah untuk menambahkan SPKLU di sejumlah titik yang belum terjamah, salah satunya dengan berkolaborasi dengan SPBU.

Sebelumnya, CEO mobil listrik VinFast, Kariyanto Hardjosoemarto memproyeksikan kontribusi mobil listrik atau Electric Vehicle (EV) di Indonesia akan tembus 20% pada tahun 2026 dibandingkan tahun lalu.

"Kalau tahun ini kan, tutup tahun mungkin kontribusi mobil listrik kisaran antara 12%-13%, kami yakin di tahun depan mungkin bisa melampaui 20% kontribusi dari total industri volume," jelasnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kaleidoskop Daerah 2025: Tragedi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali
• 19 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Mayoritas Pengurus Kader Muda, Said Nilai Regenerasi PDIP Jatim Berhasil
• 9 jam laludetik.com
thumb
H-5 Nataru, 183 Ribu Penumpang Menyeberang dari Jawa ke Sumatra
• 2 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Tiket KA Cirebon–Gambir PP Masih Melimpah untuk Libur Nataru 2025
• 11 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Perang Dagang Belum Usai: Ketika Tarif Jadi Senjata Baru Ekonomi Global
• 12 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.