Peneliti di Australia temukan "sakelar pengaman" kanker

antaranews.com
3 jam lalu
Cover Berita
Melbourne (ANTARA) - Para peneliti di Australia menemukan "sakelar pengaman" molekuler yang membantu sel kanker menghindari serangan kekebalan tubuh dan itu membantu mengungkap mekanisme bagi tumor untuk melawan pengobatan imunoterapi.

Institut Penelitian Kanker Olivia Newton-John (Olivia Newton-John Cancer Research Institute/ONJCRI) Australia, Sabtu (20/12), seperti dilaporkan Xinhua, menyatakan ilmuwannya mampu memetakan gen TAK1 yang bertindak seperti sakelar pengaman yang melindungi sel kanker dari sinyal kuat yang dihasilkan oleh sel T CD8+, sel pembunuh utama dari sistem kekebalan tubuh manusia.

ONJCRI, yang memimpin penelitian ini melalui kerja sama dengan Walter and Eliza Hall Institute of Medical Research Australia, menyebut bahwa TAK1 dapat diidentifikasi melalui skrining genetik skala besar untuk mencari gen yang membantu sel kanker bertahan dari serangan sel T CD8+.

"Selama ini diketahui bahwa TAK1 meningkatkan kelangsungan hidup sel kanker dan menghambat kematian sel, namun kita tidak tahu bahwa sel kanker menggunakan taktik ini untuk menghindar 'dibunuh' oleh sistem imun," kata Anne Huber, peneliti pascadoktoral di ONJCRI.

Menurut penelitian yang telah diterbitkan di jurnal Cell Reports tersebut, ketika TAK1 dalam model laboratorium diblokir menggunakan penyuntingan gen CRISPR, pertumbuhan tumor menjadi menurun, yang menunjukkan bahwa sistem imun atau kekebalan tubuh mampu mengendalikan sel kanker dengan lebih baik.

"Tanpa TAK1, sel kanker kehilangan protein penting cFLIP, yang biasanya mencegah kematian sel, dan sel-sel kanker tersebut menjadi jauh lebih sensitif terhadap serangan imun," kata Huber.

Dia menambahkan, menonaktifkan TAK1 membuat sel kanker jauh lebih mudah dihancurkan oleh sistem imun, sehingga memberikan harapan untuk pilihan pengobatan yang lebih ampuh.

Tirta Djajawi, seorang peneliti pascadoktoral di ONJCRI, mengatakan bahwa memblokir TAK1 dapat membuat imunoterapi yang ada saat ini lebih efektif "dengan menghilangkan kemampuan perlindungan diri pada tumor."

"TAK1 seperti peredam kejut yang membuat sel kanker dapat bertahan dari serangan terkeras sistem kekebalan tubuh. Jika TAK1 dihilangkan, sel tumor akan runtuh di bawah kekuatan serangan kekebalan tubuh," kata Djajawi.

Imunoterapi kanker dapat bekerja dengan sangat baik, tetapi dalam beberapa kasus kurang efektif karena proses bertahan hidup bawaan tumor yang membantunya melawan serangan sistem kekebalan tubuh.

Penelitian ini dilakukan pada berbagai jenis kanker, terutama melanoma, yang sering diobati dengan imunoterapi.




Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Run For Solidarity, Ribuan Peserta Doa Bersama-Galang Dana untuk Sumatera
• 15 jam laludetik.com
thumb
Insanul Fahmi Mau Pertahankan Inara Rusli hingga Tak Ingin Pisah dari Wardatina Mawa
• 14 jam lalutvonenews.com
thumb
Elon Musk Jadi Orang Pertama di Dunia dengan Harta Rp 12.500 Triliun
• 9 jam lalukumparan.com
thumb
Korea Utara Serukan Perlawanan terhadap Tekanan Sepihak Barat
• 16 jam lalumetrotvnews.com
thumb
TNI Dirikan Posko Trauma Healing untuk Anak-anak di Balee Panah
• 11 jam lalukatadata.co.id
Berhasil disimpan.