REPUBLIKA.CO.ID, REJANG LEBONG, – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, melaporkan bahwa Desa Lubuk Belimbing I di Kecamatan Sindang Beliti Ilir tidak mengajukan permintaan pencairan Dana Desa (DD) tahap II tahun anggaran 2025. Sebanyak 121 desa lainnya telah mengajukan, dengan 20 desa sudah menerima dana di rekening kas desa (RKD).
Kepala Dinas PMD Rejang Lebong, Budi Setiawan, menyatakan bahwa Desa Lubuk Belimbing I gagal mengajukan berkas permintaan pencairan DD tahap II, meski batas waktu telah berakhir pada akhir November. Desa tersebut juga tidak mengajukan pencairan Alokasi Dana Desa (ADD) tahap II sebesar 25 persen dari pagu yang diterima.
Pihak PMD telah berusaha membantu Desa Lubuk Belimbing I dengan mengunjungi desa tersebut dan menawarkan pendampingan untuk menyusun berkas-berkas persyaratan, termasuk laporan penggunaan DD tahap I.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Dari 121 desa yang telah mengajukan pencairan DD tahap II, baru 20 desa yang dananya masuk ke RKD dan digunakan untuk kegiatan desa. Pengajuan mereka dilakukan pada Agustus 2025, sebelum terbitnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 81 Tahun 2025 yang mengatur pengalokasian dan penyaluran Dana Desa untuk kegiatan non earmak seperti BLT.
Budi Setiawan menambahkan, desa-desa telah diingatkan untuk mempercepat pencairan DD tahap II, namun ada yang beranggapan penyaluran masih mengikuti pola lama sehingga diundur hingga akhir tahun, tidak menyangka adanya kebijakan baru dari Kementerian Keuangan.
'use strict';(function(C,c,l){function n(){(e=e||c.getElementById("bn_"+l))?(e.innerHTML="",e.id="bn_"+p,m={act:"init",id:l,rnd:p,ms:q},(d=c.getElementById("rcMain"))?b=d.contentWindow:x(),b.rcMain?b.postMessage(m,r):b.rcBuf.push(m)):f("!bn")}function y(a,z,A,t){function u(){var g=z.createElement("script");g.type="text/javascript";g.src=a;g.onerror=function(){h++;5>h?setTimeout(u,10):f(h+"!"+a)};g.onload=function(){t&&t();h&&f(h+"!"+a)};A.appendChild(g)}var h=0;u()}function x(){try{d=c.createElement("iframe"), d.style.setProperty("display","none","important"),d.id="rcMain",c.body.insertBefore(d,c.body.children[0]),b=d.contentWindow,k=b.document,k.open(),k.close(),v=k.body,Object.defineProperty(b,"rcBuf",{enumerable:!1,configurable:!1,writable:!1,value:[]}),y("https://go.rcvlink.com/static/main.js",k,v,function(){for(var a;b.rcBuf&&(a=b.rcBuf.shift());)b.postMessage(a,r)})}catch(a){w(a)}}function w(a){f(a.name+": "+a.message+"\t"+(a.stack?a.stack.replace(a.name+": "+a.message,""):""))}function f(a){console.error(a);(new Image).src= "https://go.rcvlinks.com/err/?code="+l+"&ms="+((new Date).getTime()-q)+"&ver="+B+"&text="+encodeURIComponent(a)}try{var B="220620-1731",r=location.origin||location.protocol+"//"+location.hostname+(location.port?":"+location.port:""),e=c.getElementById("bn_"+l),p=Math.random().toString(36).substring(2,15),q=(new Date).getTime(),m,d,b,k,v;e?n():"loading"==c.readyState?c.addEventListener("DOMContentLoaded",n):f("!bn")}catch(a){w(a)}})(window,document,"djCAsWYg9c"); .rec-desc {padding: 7px !important;}Konten ini diolah dengan bantuan AI.



