Grid.ID - Simak profil Susi Pudjiastuti, Mantan Menteri yang sentil Wakil Presiden Gibran Rakabuming soal janji pasang Starlink ke lokasi bencana. Kritikan Susi Pudjiastuti itu dilontarkan di media sosial Twitter (X) miliknya.
Seperti diketahui, belum lama ini Wapres Gibran Rakabuming datang ke lokasi bencana Aceh tepatnya di Posko Pengungsian BLK Blangkejeren, Gayo Lues, Aceh. Dalam kunjungan itu, Wapres bertanya pada korban banjir soal ada atau tidaknya sinyal telepon seluler.
"Bapak, ibu sinyalnya sudah baik belum?" tanya Gibran kepada warga.
"Belum," jawab warga kompak dan antusias seperti dikutip dari Kompas.com.
"Nanti kita segera pasangkan Starlink ya biar bisa segera menghubungi teman-teman, saudaranya di tempat lain. Internetnya belum jalan ya? Kita segerakan ya. Tunggu ya. Internet, BBM, listrik. Tadi beberapa tempat listrik sudah tersambung ya? Nanti kita segerakan juga untuk listrik," kata Gibran.
Mengetahui hal itu, Susi Pudjiastuti memberi sentilan menohok pada Gibran. Menurutnya, Gibran sebagai seorang wapres bisa langsung eksekusi tanpa perlu bertanya atau berjanji kepada korban banjir.
"Seharusnya anda bisa datang dengan pesawat anda bawa Starlink 10 genset kecil 10 dan semuanya bisa langsung pasang .. tidak perlu tanya-tanya (bawa lebih pun bisa). Padahal yang diperlukan cuma omong ke bawahan done sampai disana ndak perlu nanya-nanya .. sat set sat set," katanya dikutip dari X.
Sentil Gibran Rakabuming soal janji pasang Starlink ke lokasi bencana, lantas seperti apa profil Susi Pudjiastuti? Simak penjelasannya.
Profil Susi Pudjiastuti
Susi Pudjiastuti adalah seorang pengusaha Indonesia. Ia menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia di bawah Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo pada periode 2014–2019 lalu.
Melansir Tribunnews.com, Susi Pudjiastuti lahir tanggal 15 Januari 1965 di Pangandaran, Jawa Barat. Ia merupakan putri dari Hajjah Suwuh Lasminah dan Ahmad Karlan.
Susi Pudjiastuti pernah bersekolah di SMA Negeri 1 Yogyakarta, meskipun pada akhirnya putus di tengah jalan. Putus sekolah tak membuatnya menyerah, ia pun memilih jalan untuk berbisnis dengan modal Rp 750.000 hasil dari menjual perhiasan.
Kala itu, ia mengawali bisnis sebagai pengepul ikan atau tengkulak ikan. Ia memulai bisnis pada tahun 1983 di Pangandaran.
Berkat kegigihannya, Susi Pudjiastuti berhasil mendirikan pabrik di tahun 1996. Pabrik tersebut ia beri nama PT ASI Pudjiastuti Marine Product yang berfokus pada pengolahan ikan.
Setelah itu, Susi Pudjiastuti mulai memberanikan diri untuk membeli sebuah pesawat dari pinjaman bank sebesar Rp 20 miliar, dengan tujuan mempermudah bisnisnya. Dari uang tersebut Susi Pudjiastuti membeli pesawat jenis Cessna Caravan dan membentuk PT ASI Pudjiastuti Aviation.
Pesawat tersebut digunakan untuk mendistribusikan lobster dan ikan ke pasar Jakarta dan Jepang. Kemudian Susi beralih menjadi bisnis transportasi udara komersial.
Selama tiga tahun berjalan perusahaan penerbangan tersebut semakin berkembang hingga memiliki 14 pesawat, tersebar 4 di Papua, 4 pesawat di Balikpapan, Jawa dan Sumatera. Pada 2008, Susi Pudjiatuti juga mendirikan sekolah pilot yang bernama Susi Flying School, melalui PT. ASI Pudjiastuti Flying School.
Tak hanya bergerak di dunia bisnis, Susi juga sempat bergelut di dunia politik. Susi Pudjiastuti pernah dilantik menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan pada 26 Oktober 2014 oleh Presiden Joko Widodo.
Saat dilantik, dia harus melepaskan jabatannya sebagai presiden direktur di PT ASI Pudjiastuti Marine Product dan PT ASI Pudjiastuti Aviation. Selama menjabat, Susi sering mengeluarkan kebijakan yang kontroversial.
Salah satunya, menenggelamkan kapal asing yang terlibat dalam penangkapan ikan secara ilegal. Namun kebijakannya tersebut mendapatkan penghargaan dari WWF.
Pada 16 September 2016, WWF menyebut Susi sebagai salah satu pemenang Leaders for a Living Planet Award. Namun sayang, kini Susi tak lagi menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Demikianlah profil Susi Pudjiastuti, mantan menteri yang sentil Wakil Presiden Gibran Rakabuming soal janji pasang Starlink ke lokasi bencana. (*)
Artikel Asli
