Dua bank besar pelat merah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) bakal menebar dividen interim kepada para investornya pada pekan kedua Januari 2026.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara sebagai pemegang saham mayoritas bakal mendapatkan cuan Rp 15,89 triliun dari dividen kedua bank tersebut.
Merujuk informasi pemegang saham BBRI, Danantara melalui PT Danantara Asset Management memiliki sebanyak 80,61 miliar saham BBRI atau setara dengan 53,18% dari total saham yang beredar.
Adapun BBRI akan membayarkan dividen interim sebesar Rp 137 per saham kepada para pemegang sahamnya. Sehingga, Danantara akan mendapatkan dana sebanyak Rp 11,04 triliun dari dividen interim BBRI.
Sementara itu, pada BMRI, Danantara memiliki sebanyak 48,53 miliar saham atau setara dengan 52% dari total saham BMRI yang beredar. Dengan nilai dividen Rp 100 per saham, maka Danantara akan menadah cuan sebesar Rp 4,85 triliun dari dividen interim BMRI. Secara total, Danantara hampir meraup dana sebesar Rp 16 triliun dari kedua bank besar milik negara tersebut.
Apabila menilik jejak pembagian dividen bank jumbo negara lainnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) hanya membagikan dividen satu kali per tahun kepada para pemegang sahamnya. Kedua bank ini belum pernah tercatat membagikan dividen interim.
Jadwal Dividen Interim BBRI
- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 29 Desember 2025
- Cum dividen di pasar tunai: 2 Januari 2026
- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 30 Desember 2025
- Ex dividen di pasar tunai: 5 Januari 2026
- Daftar pemegang saham yang berhak dividen interim: 2 Januari 2026
- Pembayaran dividen interim: 15 Januari 2026
Jadwal Dividen Interim BMRI
- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 5 Januari 2025
- Cum dividen di pasar tunai: 7 Januari 2026
- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 7 Januari 2025
- Ex dividen di pasar tunai: 8 Januari 2026
- Daftar pemegang saham yang berhak dividen interim: 7 Januari 2026
- Pembayaran dividen interim: 14 Januari 2026
Sebelumnya, CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani menyebut pendapatan negara dari dividen badan usaha milik negara (BUMN) pada 2025 diperkirakan menurun dari capaian tahun sebelumnya sebesar Rp 85,5 triliun.
Rosan mengatakan penurunan tersebut merupakan konsekuensi dari kebijakan pelaporan keuangan. Seluruh BUMN, kata dia, diminta menyajikan laporan keuangan apa adanya, tanpa upaya mempercantik kinerja di atas kertas.
Menurut Rosan, kebijakan itu menjadi bagian dari strategi jangka panjang Danantara untuk meningkatkan dividen BUMN hingga Rp 165 triliun pada 2029.
Sementara itu, Chief Investment Officer Danantara Pandu Sjahrir mengungkapkan struktur pendapatan dividen BUMN saat ini masih timpang. Dari sekitar 1.060 entitas yang berada di bawah pengelolaan Danantara, sekitar 95% setoran dividen negara hanya berasal dari delapan perusahaan.
“Dari 1.060 perusahaan yang ada di bawah Danantara, 95% dividen itu hanya datang dari delapan perusahaan. Kurang dari 1%,” kata Pandu dalam Antara Business Forum di Jakarta, Rabu (19/11).
Pandu menilai kondisi tersebut mencerminkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap segelintir BUMN sebagai penyumbang utama keuntungan. Karena itu, restrukturisasi dan konsolidasi dinilai tak terhindarkan.
Pandu menyebut Danantara kini mendorong penggabungan entitas BUMN yang memiliki lini bisnis serupa guna meningkatkan efisiensi, memperbaiki tata kelola, serta menciptakan perusahaan yang lebih besar dan berdaya saing regional.
Salah satu contoh konsolidasi tersebut terjadi di sektor pengelolaan aset. Dari delapan entitas asset management yang ada, Danantara berencana menyatukannya menjadi satu perusahaan. Hingga saat ini, proses merger antar perusahaan BUMN masih diperbincangkan.
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5439762/original/092982700_1765373615-ramon.jpg)



