Cina menemukan cadangan emas bawah laut pertamanya di lepas pantai Laizhou, Yantai, Provinsi Shandong. Beijing mengklaim temuan ini merupakan yang terbesar di Asia.
Pemerintah Kota Yantai tidak mengungkap rincian jumlah cadangan emas bawah laut tersebut. Mereka hanya mengatakan temuan ini telah meningkatkan cadangan emas terbukti d Laizhou menjadi lebih dari 3.900 ton (137,57 juta ons). Jumlah ini setara 26% cadangan nasional.
“Menjadikan (kota ini) sebagai area teratas dari sisi cadangan emas maupun produksi di Cina,” kata pemerintah Yantai, dikutip dari South China Morning Post, Senin (22/12).
Cina secara bertahap telah meningkatkan kegiatan eksplorasi mineral, dengan total investasi mencapai 450 miliar Yuan sejak 2021. Dari nominal tersebut, pemerintah Negeri Panda menemukan 150 cadangan mineral.
Pada bulan lalu, Kementerian Sumber Daya Alam Cina juga mengumumkan adanya cadangan emas kadar rendah sebanyak 1.444,49 ton atau 50,95 juta ons. Cadangan yang ditemukan di provinsi Liaoning bagian timur laut sebelumnya disebut sebagai cadangan emas tunggal terbesar yang ditemukan sejak pendirian Republik Rakyat Cina pada 1949.
Masih pada bulan yang sama, November 2025 pejabat setempat juga melaporkan penemuan cadangan emas di Pegunungan Kunlun, dekat perbatasan barat Wilayah Otonomi Uygur Xinjiang, dengan cadangan diperkirakan melebihi 1.000 ton (35,27 juta ons).
Pemerintah Shandong pada November 2023 mengumumkan hasil identifikasi seperempat cadangan emas Cina. Termasuk lebih dari 3.500 ton (123,46 juta ons) di Semenanjung Jiaodong di mana Laizhou berada.
Asosiasi Emas Cina menyebut negaranya merupakan produsen bijih emas terbesar di dunia, dengan produksi mencapai 377 ton (13,3 juta ons) tahun lalu. Kendati demikian, cadangan emas yang telah terbukti di Cina masih tertinggal dibandingkan negara-negara seperti Afrika Selatan, Australia, dan Rusia.
Cina saat ini secara bertahap meningkatkan eksplorasi mineral. Hal ini dilakukan melalui pengembangan alat dan teknologi. Seperti kecerdasan buatan, sistem radar penetrasi tanah terkuat di dunia, dan satelit eksplorasi mineral yang sangat sensitif.
Upaya tersebut juga membuahkan hasil di luar emas. Sebuah mineral baru yang ditemukan, diberi nama Jinxiuite oleh para peneliti Cina. Mineral ini telah diakui oleh Asosiasi Mineralogi Internasional.
Jinxiuite merupakan sulfida nikel-bismut-antimon-arsenik, mengandung logam-logam dengan aplikasi kritis di industri seperti dirgantara, kimia, dan manufaktur baterai. Penemuan ini dianggap sangat signifikan mengingat kekurangan kobalt yang parah di Cina.


