Gubernur Bali Wayan Koster membantah isu kunjungan wisatawan sepi ke Pulau Dewata menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025-2026, yang sempat viral di media sosial.
Dia mencatat jumlah wisatawan yang masuk Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mencapai 17 ribu hingga 20 ribu per hari.
“Bohong, saya punya data tiap hari total nett-nya tuh, sekarang ini per harinya 17 ribu wisatawan asing, sebelumnya 20 ribu,” kata Koster usai Rapat Paripurna di Gedung Wisma Sabha, Senin (22/12).
Tingkat hunian hotel atau okupansi sekitar 60 hingga 80 persen. “Saya cek hotel sekarang terendah 60 persen. Kalau Kawasan Wisata Sanur itu 80 persen, Nusa Dua juga 80 persen,” tambahnya.
HujanKoster menilai karakter turis saat ini lebih banyak menikmati liburan di penginapan karena cuaca musim hujan. Hal ini membuat jalanan terlihat sepi, sehingga banyak sopir taksi mengira kunjungan wisatawan menurun.
“Kan sekarang musim hujan, banjir, dan mungkin orang datang ke Bali tidak untuk jalan-jalan, banyak istirahat. Jadi jumlah wisatawan sesuai data real dari Angkasa Pura maupun pelaku usaha,” ujarnya.
Koster optimistis jumlah kunjungan turis sepanjang 2025 akan sesuai target, yakni 7 juta orang. Sampai 16 Desember 2025, jumlah kunjungan sudah mencapai 6,7 juta orang.
“Sekarang total dari Januari sampai 16 Desember sudah 6,7 juta. Tahun 2024 total 6,3 juta. Ini akan naik, masih ada sisa waktu dua minggu lagi,” katanya.
Puncak Kunjungan Turis ke Bali: Juni-SeptemberKadispar Bali, I Wayan Sumarajaya, mengatakan puncak kunjungan turis ke Pulau Dewata biasanya terjadi pada Juni hingga September. Jumlah kunjungan menurun pada awal Desember dan meningkat secara perlahan menjelang libur Nataru.
“Banyak yang bilang Bali sepi, tapi ritme kehadiran wisatawan tiap tahun memang ada high dan low season. High season di Juni, Juli, Agustus, dan September. Setelah itu ada penurunan alami, tapi tidak tajam. Menjelang Nataru akan naik lagi,” jelas Sumarajaya.
Sumarajaya menambahkan, cuaca memang memengaruhi jumlah wisatawan, tetapi dampaknya tidak signifikan karena beberapa wilayah sudah padat wisatawan.
“Secara umum, cuaca berpengaruh terhadap kondisi pariwisata. Tapi di beberapa tempat sudah ada peningkatan kegiatan,” katanya.
Pemprov Bali telah mengeluarkan surat edaran kepada pelaku usaha agar menyiapkan langkah mitigasi jika terjadi bencana alam. Mereka juga diminta menjaga keamanan dan kebersihan objek wisata.
“Kami mengimbau agar pelaku usaha memperbaiki, menjaga kenyamanan dan keamanan selama musim hujan, serta menyiapkan SOP dan langkah mitigasi,” kata Sumarajaya.





:strip_icc()/kly-media-production/medias/5451690/original/037321300_1766332972-1000329790.jpg)