Ekspor Semikonduktor Korsel Melonjak, Tutupi Pelemahan di Sektor Lain

bisnis.com
8 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Ekspor semikonduktor Korea Selatan yang kuat terus menutupi pelemahan ekspor di sektor-sektor lain. Hal itu pun menopang pertumbuhan ekspor Negeri Ginseng pada akhir tahun ini ketika efek tarif AS mulai terasa.

Berdasarkan data yang dirilis oleh kantor bea cukai Korea Selatan, ekspor yang disesuaikan dengan perbedaan jumlah hari kerja tumbuh 3,6% dibandingkan setahun sebelumnya dalam 20 hari pertama Desember 2025. Realisasi ini dibandingkan dengan kenaikan 13% (yang telah direvisi) untuk keseluruhan bulan November.

Pengiriman yang tidak disesuaikan juga naik 6,8%, sementara impor secara keseluruhan meningkat 0,7%, sehingga menghasilkan surplus perdagangan sebesar US$3,8 miliar.

Adapun, ekspor semikonduktor tercatat melonjak hampir 42%, melanjutkan pemulihan yang didorong oleh permintaan kecerdasan buatan dan pusat data. Pengiriman peralatan komunikasi nirkabel juga meningkat hampir 18%.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });
Baca Juga : Korea Selatan Bakal Pindahkan Kantor Kepresidenan, ke Mana?

Kenaikan tersebut membantu mengimbangi penurunan di sektor-sektor lain. Ekspor otomotif turun 13% dan sektor petrokimia menunjukkan pelemahan yang terkait dengan kenaikan biaya input serta langkah-langkah proteksionis AS.

Ekonom Barclays Bank Plc, Bumki Son mengatakan apabila semikonduktor dikeluarkan, angka ekspor Korsel ini akan terlihat lemah.

“Saya tetap berpikir kita perlu waspada terhadap risiko bahwa sikap kebijakan moneter mungkin tidak netral bagi sebagian besar sektor ekonomi selain semikonduktor,” kata Son seperti dikutip Bloomberg pada Senin (22/12/2025).

Pada akhir November 2025, bank sentral Korsel (Bank of Korea) beralih dari sikap yang jelas condong pada “pemangkasan suku bunga” ke posisi kebijakan yang lebih netral, dengan mempertahankan suku bunga acuan di 2,5% dan menaikkan proyeksi pertumbuhan 2026 menjadi 1,8%.

Bank sentral juga mengutip penguatan ekspor dan pemulihan konsumsi swasta yang stabil. Meski demikian, Gubernur BOK Rhee Chang Yong mencatat bahwa sebagian besar perbaikan prospek pertumbuhan didorong oleh kinerja chip dan TI.

Barclays memperkirakan ekspor Korsel akan tumbuh 2,1% pada 2026. Namun, jika mengecualikan ekspor terkait semikonduktor, impor, dan investasi, pertumbuhannya akan hanya sekitar 1,1%.

Perbedaan kinerja yang berkelanjutan ini menambah tantangan bagi perumusan kebijakan di Bank of Korea, yang sudah diperumit oleh pelemahan mata uang serta harga properti yang memanas di ibu kota Korea Selatan.

Seoul mencapai kesepakatan tarif bersejarah dengan Washington pada akhir Oktober setelah tiga bulan negosiasi, yang membatasi bea masuk AS atas barang-barang Korea di level 15%. Tarif atas mobil dan suku cadang otomotif Korea juga diturunkan secara retroaktif menjadi 15% per 1 November, menyusul publikasi pemberitahuan resmi di Federal Register awal bulan ini.

Meski kesepakatan tersebut menurunkan tarif dari level yang diumumkan Presiden Donald Trump pada musim semi, tarifnya masih jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat yang dinikmati negara tersebut di bawah perjanjian perdagangan bebas sebelumnya.

Berdasarkan tujuan ekspor, pengiriman ke China naik 6,5%, sementara ke AS turun 1,7%. Pengiriman ke Taiwan dan Vietnam masing-masing meningkat 9,6% dan 20,4%.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Mentan dan Bos Bulog Pastikan Stok Beras Nataru dan Ramadan 2026 Cukup
• 4 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
5 Rekomendasi Drakor Populer yang Penuh dengan Pelajaran Hidup, Dibintangi oleh IU hingga Park Bo Young
• 4 jam lalugrid.id
thumb
Viral Roti O Tolak Pembayaran Tunai Seorang Lansia, Ardianto Satriawan: Salah Pemerintah
• 6 jam lalufajar.co.id
thumb
Perluas Jangkauan Layanan, KB Bank Resmikan KCP Bandung Taman Kopo Indah
• 13 jam lalukumparan.com
thumb
PAN Jawa Barat Ingatkan Kader untuk Bijak Gunakan Media Sosial
• 22 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.