Penutupan keran impor beras khusus membuat pengusaha restoran waswas menghadapi tahun depan. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI menilai kebijakan ini berisiko menekan penjualan hingga mengorbankan kualitas menu, terutama di hotel, restoran, dan kafe atau horeka yang menyajikan hidangan internasional.
"Penutupan impor beras khusus mengkhawatirkan dan mengancam keberlangsungan usaha restoran yang bergantung pada bahan baku khusus tersebut. Sebab, kebijakan tersebut akan mengecewakan pelanggan yang akhirnya menekan angka penjualan," kata Ketua Bidang Restoran dan Rumah Makan PHRI Susanty Widjaja kepada Katadata.co.id, Senin (22/12).
Susanty menekankan karakteristik beras khusus impor masih belum dapat digantikan produksi lokal. Walau demikian, tidak semua restoran akan berdampak dari peniadaan semua jenis impor beras. Sebab, beras tersebut hanya dibutuhkan untuk restoran yang menyajikan menu hidangan internasional.
Karena itu, Susanty merekomendasikan pembukaan keran impor beras khusus bagi pengusaha horeka secara selektif. "Sebab, ebras dalam negeri sulit menggantikan karakteristik unik beras impor. Penggunaan beras impor dalam menu tertentu akan menurunkan kualitas rasa," katanya.
Badan Pusat Statistik mendata volume impor tujuh beras khusus pada Januari-Oktober 2025 susut 77,84% dari 22.123 ton pada periode yang sama tahun lalu menjadi 4.105 ton. Ketujuh beras khusus tersebut adalah beras basmati, beras malys, beras hom mali, beras ketan, beras kuning, dan beras aromatik lainnya.
Seperti diketahui, Kementerian Koordinator Bidang Pangan menyebut telah menolak usulan importasi beras industri untuk tahun depan sebanyak 380.952 ton. Pertimbangan utama pemerintah adalah tingginya proyeksi volume produksi beras 2026.
Berdasarkan keterangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) jenis beras industri yang dimaksud yakni beras menir untuk kebutuhan industri tepung beras dan bihun. Dia memastikan Indonesia bisa swasembada beras pada tahun depan.
Deputi Bidang Koordinasi Tata Niaga dan Distribusi Pangan Tatang Yuliono mengatakan Indonesia akan memenuhi kebutuhan beras industri dari dalam negeri.
“Ada usulan untuk beras kebutuhan industri, karena kami sanggup untuk memenuhi (dari dalam negeri) sehingga usulan dari perindustrian sementara tidak kami berikan dulu,” kata Tatang saat ditemui usai Rapat Koordinasi Terbatas terkait Neraca Komoditas Pangan di kantor Kemenko Pangan, Selasa (16/12).



:strip_icc()/kly-media-production/medias/5180980/original/089369400_1743858506-Screenshot_20250405_195800_WhatsApp.jpg)
