Euforia Mereda, Saham Superbank Sentuh ARB

wartaekonomi.co.id
8 jam lalu
Cover Berita
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saham PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) menyentuh batas bawah perdagangan atau auto reject bawah (ARB) pada sesi pertama perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (22/12/2025).

Berdasarkan data BEI hingga pukul 09.01 WIB, saham SUPA tercatat turun 14,63% ke level Rp1.050 per saham. Hingga penutupan perdagangan sesi I, saham SUPA masih bertahan di level yang sama dan berada di zona merah.

Volume perdagangan mencapai 276 juta lembar saham dengan frekuensi 101,3 ribu kali transaksi. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp316,8 miliar.

Tekanan jual terjadi pada hari ke empat emiten bank digital tersebut melantai di bursa. Sebelumnya, pada periode perdagangan 17-19 Desember 2025, saham SUPA mengalami auto reject atas (ARA). 

Baca Juga: Permintaan Membludak, IPO SUPA Oversubscribed 318 Kali

SUPA melantai di pasar modal melalui skema penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan harga penawaran Rp635 per saham. Dalam aksi korporasi tersebut, perseroan melepas sebanyak 4,4 miliar saham baru atau setara 13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Dari aksi IPO tersebut, Superbank berhasil menghimpun dana segar sebesar Rp2,79 triliun. Manajemen sebelumnya menyatakan bahwa pencatatan saham di pasar modal merupakan bagian dari strategi jangka panjang perseroan untuk memperkuat posisi sebagai bank berbasis digital.

Presiden Direktur Superbank Tigor Siahaan menyampaikan bahwa IPO menjadi awal fase baru pengembangan bisnis perseroan. “Modal yang diperoleh dari IPO ini akan memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang kami,” ujar Tigor dalam seremoni pencatatan perdana saham di Main Hall BEI, Jakarta.

Baca Juga: IPO Superbank Disambut Pasar, Kinerja Jadi Penopang

Adapun penggunaan dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya emisi, akan difokuskan untuk ekspansi bisnis. Sekitar 70% dialokasikan sebagai modal kerja guna memperkuat penyaluran kredit, khususnya kepada segmen underbanked baik ritel maupun usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi fokus pertumbuhan Superbank.

Sementara itu, sekitar 30% dana IPO akan digunakan untuk belanja modal, termasuk pengembangan produk pendanaan dan pembiayaan, sistem pembayaran digital, infrastruktur teknologi informasi, penguatan sistem operasional, serta investasi jangka panjang di bidang artificial intelligencedata analytics, dan cybersecurity.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Harga Emas Naik: Antam di Rp 2.502.000/Gram, Galeri24 Sentuh Rp 2.519.000/Gram
• 13 jam lalukumparan.com
thumb
Penurunan Tanah Ancam Kota-Kota Besar di Jawa, Jakarta dan Bandung Amblas Lebih dari 5 cm per Tahun
• 18 jam laluliputan6.com
thumb
2 Sopir Bus Cahaya Trans Diamankan Terkait Kecelakaan Maut di Tol Krapyak
• 4 jam laludetik.com
thumb
Ambisi Bursa Kejar 50 Emiten Baru 2026 & Kecemasan Ritel jadi Exit Strategy Founder
• 1 jam lalubisnis.com
thumb
Hampir 500 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jakarta Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2026
• 4 jam laluidxchannel.com
Berhasil disimpan.