Ambisi Bursa Kejar 50 Emiten Baru 2026 & Kecemasan Ritel jadi Exit Strategy Founder

bisnis.com
3 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan analis menilai target Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengantarkan 50 perusahaan melantai di BEI pada 2026  mendapat sejumlah catatan dari kalangan analis pasar modal.

Sebagai gambaran, sepanjang 2025 BEI mencatat 26 perusahaan baru resmi menjadi emiten. Dari jumlah tersebut, sedikitnya 10 emiten mencatatkan kinerja harga saham yang lesu dalam waktu kurang dari satu tahun perdagangan. Beberapa saham bahkan mengalami penurunan signifikan dalam waktu singkat setelah pencatatan.

Saham PT Raja Roti Cemerlang Tbk. (BRRC) misalnya, yang semula ditawarkan seharga Rp210 per saham, tercatat melemah tajam setelah lima hari melantai di BEI. Saat ini, harga saham BRRC berada di level Rp110 per saham.

Kondisi serupa terjadi pada saham produsen permen PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk. (YUPI). Saham ini semula dibanderol Rp2.390 per saham dan kini tercatat di level Rp1.610. Harga saham YUPI telah terkoreksi 32,64% sepanjang tahun berjalan 2025 (year to date/YtD).

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });
Yupi- TradingView
{ "width": "100%", "height": 460, "symbol": "IDX:YUPI", "interval": "D", "timezone": "Asia/Jakarta", "theme": "light", "style": "1", "locale": "id", "withdateranges": true, "allow_symbol_change": false, "hotlist": true, "calendar": false, "support_host": "https://www.tradingview.com", "container_id": "tradingview_1766411494114" }

Di tengah target BEI untuk menghadirkan 50 emiten baru, analis menekankan pentingnya penyelenggara untuk lebih memprioritaskan kualitas emiten ketimbang mengejar kuantitas. Dengan demikian, target tersebut dinilai lebih agresif dibandingkan realistis.

“Menurut saya, target 50 emiten IPO pada 2026 itu lebih merupakan target ambisius daripada sesuatu yang realistis. Apalagi kalau kita bandingkan dengan bursa lain di dunia,” kata Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan kepada Bisnis, Senin (22/12/2025).

Baca Juga

  • Kalender Libur Bursa Efek Indonesia (BEI) Desember 2025, Intip Sisa Hari Perdagangan Saham
  • ELPI Umumkan Menang Tender Pengadaan Kapal untuk Genting Rp2,39 Triliun
  • CEO Danantara: Akuisisi Tambahan Saham Freeport Sebanyak 12% Sudah Rampung

Dorongan agar BEI lebih selektif bukan tanpa alasan. Pada pertengahan tahun lalu, Bisnis mencatat setidaknya 14 dari 25 emiten baru saat itu mengalami penurunan harga saham setelah melantai di Bursa. Sejumlah emiten bahkan masih mencatatkan kinerja serupa hingga saat ini.

Sebagai contoh, saham PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk. (MPIX) yang semula dilepas seharga Rp268 per saham, kini berada di level Rp70. Adapun saham PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk. (ATLA) kini diperdagangkan di kisaran Rp62 per saham, setelah sebelumnya melantai dengan harga Rp100 per saham.

“Tidak masalah jumlahnya tidak terlalu banyak, asalkan kualitas dan sustainabilitas kinerjanya terjaga, bukan sekadar mengejar euforia jangka pendek yang rentan diikuti koreksi tajam setelah hype hilang,” katanya.

Pandangan senada disampaikan Head of Research KISI Sekuritas Muhammad Wafi. Ia menilai target pencatatan saham yang dipatok Bursa untuk 2026 cenderung ambisius dan bahkan dinilai kontradiktif dengan rencana Bursa untuk memperketat seleksi calon emiten.

KISI menilai regulator perlu lebih selektif agar tidak memperbesar ketidakpercayaan investor ritel terhadap saham IPO yang kerap mengalami auto rejection bawah (ARB) secara beruntun.

“Kalau target kuantitas dipaksakan, khawatir bisa jebol lagi dan pasar dibanjiri emiten papan akselerasi atau UKM yang fundamentalnya rapuh. Idealnya target diturunkan tapi bobot kapitalisasi pasar dinaikkan,” kata Wafi kepada Bisnis, Senin (22/12/2025).

KISI memproyeksikan tren IPO pada 2026 akan lebih semarak dibandingkan 2025. Namun, hal tersebut mensyaratkan penurunan suku bunga yang dapat menekan cost of fund (CoF) dan membuat valuasi saham lebih menarik.

IPO yang Sehat

Memasuki 2026, analis lain memprediksi kondisi IPO akan membaik dibandingkan 2025. Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia memperkirakan jumlah IPO pada 2026 akan berada di kisaran 35–45 emiten, dan hanya mendekati 50 emiten jika sejumlah prasyarat terpenuhi, mulai dari penurunan suku bunga, kinerja pasca-IPO yang konsisten, hingga arus dana asing yang membaik.

Di sisi lain, aturan baru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait porsi investor ritel sebesar 50% dalam proses IPO dinilai belum sepenuhnya menjawab persoalan struktural di pasar perdana. Kiwoom menilai peningkatan porsi ritel tidak otomatis menyelesaikan persoalan mendasar IPO di Indonesia.

“Selama IPO masih supply driven, anchor investor terlalu dominan dan tidak memiliki insentif kuat menjaga harga pasca-listing, serta ritel sering dijadikan sumber likuiditas hari pertama, maka risiko harga amblas tetap tinggi,” kata Liza kepada Bisnis, Senin (22/12/2025).

Dalam kondisi tersebut, peningkatan porsi investor ritel justru berpotensi membuat IPO semakin sepi atau menempatkan investor ritel pada risiko yang lebih besar jika harga saham tidak mengalami kenaikan.

Oleh karena itu, Liza menekankan pentingnya kebijakan regulator yang tidak semata berorientasi pada jumlah IPO, melainkan pada kualitas emiten, struktur pemegang saham, serta likuiditas saham.

“IPO yang sehat mensyaratkan anchor investor yang benar-benar strategis dan dikunci lebih lama, valuasi yang rasional, serta alokasi ritel yang bermakna tanpa menjadikan investor ritel sebagai penyangga risiko,” kata Liza.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Respons Dinamika PBNU, Kiai Sepuh Jabar Sepakati Tiga Sikap Bersama
• 4 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Restoran Seafood Terus Bertambah di Yogyakarta, Kaliurang Jadi Magnet
• 4 jam laluviva.co.id
thumb
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
• 1 jam lalusuara.com
thumb
Konsisten Terapkan GCG, AdMedika Raih Predikat Trusted Company di CGPI Award
• 12 jam lalukumparan.com
thumb
Hal yang Diajarkan Orang Kaya pada Anak agar Sukses di Masa Depan
• 3 jam lalubeautynesia.id
Berhasil disimpan.