Gagal Kontrol Kecepatan Diduga Jadi Pemicu Kecelakaan Bus di Semarang

kumparan.com
5 jam lalu
Cover Berita

Instruktur Keselamatan Berkendara sekaligus Founder Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu menyebut bahwa kecelakaan bus PO Cahaya Trans di Semarang pada Senin (22/12/2025) dini hari dipicu oleh kegagalan pengemudi dalam mengontrol kecepatan, atau ia sebut sebagai Speed Adaptation Failure.

Speed adaptation failure biasa terjadi bagi para pengemudi-pengemudi yang sudah berjam-jam di tol. Ketika mereka exit tol, mereka gagal beradaptasi dengan kecepatan yang seharusnya,” buka Jusri kepada kumparan, Senin (22/12/2025).

Kegagalan mengatur kecepatan menjadi faktor utama pada insiden ini. Terlebih bobot bus yang berat serta dimensi tinggi membuat titik gravitasi kendaraan berada di atas, menjadikan bus rentan oleng hingga terguling.

Jusri melihat ada kemungkinan kesalahan antisipasi pengemudi. Lantaran lokasi kecelakaan berada di simpang susun exit tol, tikungan tajam melingkar dan lebar jalan yang hanya terdiri dua lajur menyambut bus itu.

”Perlambatan yang dilakukan tidak sesuai kondisi, apakah di traffic luar tol, di dalam tol, atau sedang turunan maupun menikung. Seharusnya driver tidak melakukan perlambatan saat menikung, melainkan saat di lurusan ketika exit tol,” jelasnya.

“Kecelakaan di exit tol maupun gerbang tol itu karena sinyal di otak mereka itu lambat dalam beradaptasi dengan kecepatan yang dibutuhkan, mereka pikir kecepatannya sudah cukup, tapi faktanya tidak,” pungkasnya.

Potensi speed adaption failure tidak hanya bisa terjadi di kendaraan besar. Oleh karena itu, penting untuk memahami kapan waktu yang tepat untuk deselerasi ketika di perjalanan jauh, serta menjaga fokus saat berkendara. Di sini penting juga untuk memahami rambu, misalnya soal batas laju atau perintah untuk mengurangi kecepatan.

Pengakuan korban selamat

Kepala Kantor SAR Semarang, Budiono mengatakan, kecelakaan bus PO Cahaya Trans dengan nomor polisi B 7201 IV terjadi pada 00.30 WIB, Senin (22/12/2025). Berangkat dari Jatiasih, Jakarta menuju Yogyakarta.

”Bus melaju kencang dan diduga hilang kendali, sehingga menabrak pembatas jalan dan akhirnya terguling,” kata Budiono.

Pernyataan Jusri pun selaras dengan keterangan korban selamat, Sutiadi (67 tahun), mengungkap bahwa bus tersebut melaju dengan kecepatan tinggi.

”Di Krapyak jalan turun itu tidak ada perlambatan, tidak ada pengereman, kencang,” kata Sutiadi.

”Perasaan saya itu tambah kencang, padahal jalan turun. Biasanya ada perlambatan, ini nggak ada. Pas tikungan itu oleng lalu guling,” tambahnya.

Sutiadi jadi salah satu dari 17 korban selamat. Sementara, 16 penumpang lainnya meninggal dunia.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Pohon Natal Unik Hiasi Jalan di Maumere
• 9 jam lalumetrotvnews.com
thumb
AS Desak Thailand-Kamboja Hentikan Konflik dan Patuhi Kesepakatan Kuala Lumpur
• 5 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Titik Rawan Lalin Jawa Barat saat Nataru, Basarnas: Nagreg hingga Tol Cipali
• 2 jam lalubisnis.com
thumb
Gunung Berapi Zaman Purba Tiba-Tiba Muncul, Ilmuwan Waspada
• 23 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
Indonesia-Belanda Perkuat Kerja Sama di Bidang Sumber Daya Air
• 12 jam laluidxchannel.com
Berhasil disimpan.