EtIndonesia. Tikus yang hanya memiliki satu lubang persembunyian, akan cepat tertangkap.
Pada suatu malam yang gelap gulita, pemimpin kawanan tikus membawa para tikus kecil keluar untuk mencari makanan. Mereka menyelinap masuk ke dapur sebuah rumah. Di dalam tong sampah, terdapat banyak sisa makanan—bagi para tikus, itu bagaikan manusia menemukan harta karun.
Saat kawanan tikus itu sedang berpesta pora di sekitar tong sampah, tiba-tiba terdengar suara yang membuat nyali mereka ciut seketika—suara seekor kucing belang besar.
Para tikus panik dan berlarian menyelamatkan diri ke segala arah. Namun si kucing sama sekali tidak memberi ampun. Dia mengejar dengan ganas. Akhirnya, dua ekor tikus kecil terlambat menghindar dan tertangkap. Saat kucing itu hendak menerkam dan memangsanya, tiba-tiba terdengar rentetan gonggongan anjing yang garang.
Suara itu membuat si kucing kebingungan. Tanpa pikir panjang, dia kabur tunggang-langgang menyelamatkan diri.
Setelah keadaan tenang, pemimpin tikus keluar dengan santai dari balik tong sampah dan berkata kepada anak buahnya: “Bukankah aku sudah sering bilang? Mempelajari satu ‘bahasa’ tambahan tidak pernah merugikan. Kali ini, justru itulah yang menyelamatkan nyawa kalian.”
(Para tikus sadar, suara itu berasal dari pemimpin mereka dengan menirukan suara anjing—sebuah “bahasa” lain yang dia pelajari.)
Renungan
Satu keterampilan tambahan, satu jalan tambahan dalam hidup. Belajar tanpa henti bukan sekadar pilihan, melainkan komitmen seumur hidup orang-orang yang ingin berhasil.(jhn/yn)





