FAJAR, JAKARTA – Sebuah pengakuan jujur datang dari eks pemain PSM Makassar, Asnawi Mangkualam Bahar. Dia mengaku menangis saat Indonesia gagal ke Piala Dunia 2026.
Tidak hanya itu. Di tengah ambisi besar publik melihat Garuda terbang tinggi, Asnawi menyebut bahwa hanya 5 hingga 7 pemain di skuad Merah Putih yang layak bermain di Piala Dunia.
Mimpi Indonesia untuk berlaga di Piala Dunia 2026 resmi terkubur setelah rentetan hasil negatif di babak keempat kualifikasi pada Oktober lalu.
Kekalahan tipis 0-1 dari Irak dan drama skor 2-3 saat menjamu Arab Saudi menjadi titik akhir perjalanan panjang yang dimulai sejak putaran pertama.
Asnawi, yang terlibat sejak awal perjuangan melawan Brunei Darussalam, mengaku sangat terpukul dengan kegagalan ini.
Namun, pemain yang pernah membela PSM Makassar tersebut mengajak semua pihak untuk melihat fakta di lapangan secara jernih.
“Jujur, saya menangis. Kecewa sekali karena kita sudah berjuang dari babak pertama. Ekspektasi kita semua sangat tinggi untuk lolos, tapi kita juga harus bicara realistis,” ungkap Asnawi dalam sesi diskusi di podcast GOAT bersama Greg Nwokolo.
Kualitas Pemain Belum Merata
Meski skuad Garuda telah diperkuat deretan nama beken hasil naturalisasi seperti Jay Idzes, Thom Haye, Maarten Paes, hingga Emil Audero, Asnawi menilai kedalaman kualitas tim secara keseluruhan belum mencapai level kompetisi tertinggi sejagat tersebut.
Menurut mantan kapten Timnas Indonesia tersebut, komposisi tim saat ini memang tampak menjanjikan untuk bersaing di level Asia.
Namun, untuk menembus putaran final Piala Dunia, standar yang dibutuhkan jauh lebih tinggi.
“Menurut saya, kualitas pemain kita belum sampai ke level itu (Piala Dunia). Ini fakta. Jika melihat komposisi yang ada sekarang, secara realistis hanya ada lima sampai tujuh pemain yang kualitasnya benar-benar layak untuk bersaing di Piala Dunia,” tegas Asnawi.
Evaluasi Menuju Masa Depan
Pernyataan Asnawi ini menjadi bahan evaluasi penting bagi sepak bola tanah air.
Walaupun kehadiran pemain-pemain baru seperti Calvin Verdonk dan Miliano Jonathans memberikan warna baru, konsistensi dan peningkatan kualitas individu pemain lokal maupun keturunan tetap menjadi kunci utama.
Kini, fokus Timnas Indonesia harus beralih untuk membenahi struktur tim agar gap kualitas antarpemain tidak terlalu jauh. Sehingga, impian tampil di panggung dunia bukan sekadar angan di masa mendatang. (*)
