Wamenhut pastikan upaya percepatan pembersihan kayu terseret banjir

antaranews.com
5 jam lalu
Cover Berita
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kehutanan (Wamenhut) Rohmat Marzuki menyebut upaya kolaborasi lintas sektor dilakukan untuk mempercepat penanganan dampak banjir Sumatera termasuk percepatan pembersihan material kayu terseret banjir.

Dalam pernyataan dikonfirmasi dari Jakarta, Senin, Wamenhut Rohmat sudah memimpin Rapat Koordinasi Pembersihan Material Kayu Terbawa Banjir yang melibatkan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) serta berbagai unsur kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah pada Minggu (21/12).

"Sesuai arahan dari Menhut, pagi hari ini kita mengadakan rapat terkait pembersihan material kayu terbawa banjir," ujarnya.

Ia menekankan pentingnya evaluasi progres pembersihan material kayu terbawa banjir di Padang di Sumatera Barat, Aceh Tamiang dan Aceh Utara di Aceh, serta Tapanuli Selatan di Sumatera Utara, sekaligus mendorong percepatan agar proses berjalan lancar dan cepat.

Baca juga: Kemenhut sebut kayu terbawa banjir dapat dimanfaatkan masyarakat

Rapat itu dihadiri perwakilan pemerintah daerah, unsur BNPB, serta dukungan TNI dan Polri. Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan menyampaikan bahwa koordinasi lintas pihak terus diperkuat, khususnya untuk penambahan alat berat di wilayah terdampak.

Dia mendapatkan laporan mengenai kondisi pembersihan kayu di mana di Sumatera Barat pembersihan material kayu di pesisir Padang telah dimulai dengan melibatkan delapan unit alat berat dan partisipasi aktif masyarakat. Harapannya 4-5 hari ke depan material kayu sekitar pantai dapat dibersihkan secara tuntas, meskipun ketebalan material kayu terbilang tinggi.

Di Aceh Tamiang, Aceh, pembersihan terpusat di kawasan Pesantren Darul Muchsin dengan rencana pengoperasian delapan unit ekskavator. Berdasarkan pengukuran drone, luas tumpukan kayu mencapai sekitar dua hektare dengan ketinggian hingga empat meter dan volume sekitar 80 ribu meter kubik. Pekerjaan pembersihan diperkirakan akan membutuhkan waktu 7 hari.

Untuk wilayah Sumatera Utara, pembersihan material kayu di Sungai Garoga telah berjalan hampir 20 hari dan menyisakan kurang dari 20 persen dari kondisi awal.

Baca juga: Pemerintah terbitkan aturan pemanfaatan kayu pascabanjir Sumatera

Meski demikian, tantangan akses menuju lokasi memperlambat kedatangan alat berat. Tim gabungan Kementerian Kehutanan, TNI, dan Polri dikerahkan untuk normalisasi sungai, pembangunan jembatan darurat, serta pembersihan rumah warga dan fasilitas umum.

Wamenhut juga mengarahkan agar kayu yang dibersihkan dapat dialokasikan dengan tepat.

"Silakan diatur dan alokasikan kayu-kayu yang dibersihkan ini, mana yang buat dibuang ke TPA mana yang bisa digunakan untuk membantu pembangunan hunian sementara bagi para korban banjir," ujar Wamenhut.

Terkait potensi bahaya kayu tersisa di hulu sungai, Wakil Menteri Kehutanan menegaskan langkah antisipatif.

"Prinsipnya kita dukung penuh, dan terkait kayu yang masih ada di hulu Sungai Garoga, saya minta UPT terbangkan drone untuk melihat itu, cari kemungkinan akses untuk menjangkau itu, kayu-kayu itu harus dicacah untuk mengurangi potensi terjangan kayu terbawa air sungai jika curah hujan kembali meningkat," demikian Rohmat Marzuki.

Baca juga: Kepala BRIN pastikan bantu Polri telusuri sumber kayu banjir Sumatera


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Dulu Ayah Banggakan Bupati Bekasi Suka Membantu, Kini Kompak Di-OTT KPK
• 13 jam laludetik.com
thumb
Lumpuh Akibat Longsor, Jalur Tarutung–Sibolga Sumut Kini Sudah Bisa Dilalui Roda Dua dan Roda Empat
• 17 jam lalutvonenews.com
thumb
Skema Pembagian MBG Saat Libur Sekolah Nataru: Fleksibel Sesuai Kesepakatan Sekolah dan Murid
• 10 jam lalunarasi.tv
thumb
Jemaah Haji Terdampak Bencana di Sumatra Diberi Kelonggaran Pelunasan Bipih
• 19 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Libur Nataru, Karakter Minions Bakal Meriahkan Magical Christmas di Lippo Mall Nusantara
• 8 jam lalutabloidbintang.com
Berhasil disimpan.