GenPI.co - Di tengah gurun Abu Dhabi, sebuah kampus kecerdasan buatan (AI) seluas seperempat Kota Paris, mulai terbentuk.
Proyek ambisius ini merupakan taruhan paling berani Uni Emirat Arab (UEA) untuk teknologi yang diharapkan bisa menopang perekonomian negara kaya minyak tersebut.
Derek-derek menjulang tinggi, sementara bangunan panjang dan rendah mulai berdiri, yang nantinya akan menjadi pusat data dengan kapasitas lima gigawatt, fasilitas terbesar di luar Amerika Serikat.
Kampus ini dirancang untuk menyediakan kapasitas penyimpanan dan komputasi dalam radius 3.200 kilometer.
Menurut Kepala Strategi Khazna Data Centers Johan Nilerud, fasilitas ini bisa menjangkau hingga empat miliar orang dan dipimpin G42, raksasa AI Emirat.
Sejak era 1960-an, minyak telah mendorong transformasi UEA dari pos terpencil di gurun pasir menjadi kekuatan ekonomi dan diplomatik di Timur Tengah.
Kini, UEA berharap AI bisa mengisi celah ketika permintaan minyak menurun.
"UEA menunjukkan kemampuan yang melebihi ekspektasi karena meski kecil, mereka ingin berada di garis depan," ujar Nilerud, dilansir AFP, Minggu (21/12).
Dia menyebut negara ini berencana mendatangkan mitra internasional untuk membangun ekosistem berbasis AI.
Fase pertama kampus AI, yaitu klaster Stargate UAE berkapasitas satu gigawatt yang dibangun G42, akan dioperasikan OpenAI.
Proyek ini juga didukung perusahaan teknologi besar asal AS seperti Oracle, Cisco, dan Nvidia.
Bulan lalu, Microsoft mengumumkan investasi lebih dari USD 15,2 miliar di UEA hingga 2029, setelah sebelumnya menanamkan USD 1,5 miliar di G42.
Sejak 2017, UEA menaruh taruhan besar pada AI dengan menunjuk menteri AI pertama di dunia dan meluncurkan strategi nasional AI.
Setahun kemudian, UEA membentuk G42 dengan dukungan dana kekayaan negara Mubadala.
G42, yang diketuai Sheikh Tahnoon bin Zayed Al Nahyan, kini mempekerjakan lebih dari 23.000 orang dan menawarkan berbagai produk AI.
UEA telah menginvestasikan lebih dari USD 147 miliar ke sektor AI sejak 2024, termasuk USD 58 miliar untuk pusat data AI berkapasitas satu gigawatt di Prancis.
"AI seperti minyak bersifat lintas sektor dan memiliki efek pengungkit yang besar," kata Profesor Jean-Francois Gagne dari Universitas Montreal. (*)
Video seru hari ini:


