jpnn.com, JAKARTA - Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, terus memperkuat dukungannya terhadap regenerasi petani nasional.
Melalui Program Taruna Makmur Batch 8, perusahaan mencetak 55 agronom muda yang siap terjun langsung mendampingi petani di lapangan.
BACA JUGA: Petrokimia Gresik Dorong 15 UMK Binaan Tembus Pasar Internasional Lewat Kegiatan Ini
Direktur Manajemen Risiko Petrokimia Gresik, Johanes Barus menyampaikan bahwa puluhan agronom muda tersebut merupakan mahasiswa aktif dari sejumlah institusi pendidikan pertanian di Indonesia.
Mereka mendapatkan pembekalan di Sekolah Makmur dan saat ini para Taruna Makmur itu diterjunkan ke lapangan sebagai tenaga agronom.
BACA JUGA: Petrokimia Gresik Tegaskan Komiten Dekarbonisasi Lewat Strategi Ekonomi Sirkular
“Para Taruna Makmur diharapkan berperan sebagai pendamping sekaligus agen perubahan. Mereka membantu petani dalam penerapan budidaya yang baik, pemanfaatan teknologi pertanian, serta peningkatan produktivitas dan keberlanjutan usaha tani. Program ini sejalan dengan agenda pemerintah dalam mencetak sumber daya manusia pertanian yang kompeten sekaligus mendukung percepatan swasembada pangan nasional,” ujar Johanes.
Adapun puluhan Taruna Makmur Batch 8 berasal dari Politeknik Pengembangan Pertanian (Polbangtan) Malang sebanyak 27 mahasiswa.
BACA JUGA: Prabowo Resmikan Pabrik Petrokimia Senilai Rp 62 Triliun di Cilegon
Kemudian 13 mahasiswa berasal dari Politeknik LPP (Lembaga Pendidikan Perkebunan) Yogyakarta, 12 mahasiswa dari Polbangtan Bogor, dan 3 mahasiswa dari Polbangtan Medan.
"Melalui program ini, mahasiswa aktif dari berbagai institusi pendidikan pertanian diberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pendampingan petani di lapangan, sekaligus mengasah kompetensi teknis, manajerial, dan sosial sebagai calon agronomis muda masa depan," katanya.
Lebih lanjut, Johanes berharap kehadiran Taruna Makmur mampu menginspirasi generasi muda di Indonesia untuk turut mengembangkan sektor pertanian.
Menurutnya, regenerasi petani menjadi problem pertanian di Indonesia yang membutuhkan dukungan dan peran aktif dari banyak pihak.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut bahwa lebih dari 70% petani Indonesia berusia di atas 40 tahun, sedangkan proporsi petani muda usia 19–39 tahun masih berada di kisaran 20%.
Kondisi ini perlu menjadi perhatian bersama, karena berpotensi memengaruhi keberlanjutan produksi dan ketahanan pangan nasional di masa mendatang.
"Kolaborasi antara pemerintah, dunia pendidikan, dan sektor industri menjadi kunci penting dalam membangun ekosistem pertanian yang modern, produktif, berdaya saing, serta berkelanjutan," ujarnya.
Sementara itu, Petrokimia Gresik menginisiasi program Sekolah Makmur mulai tahun 2022, dan saat ini sudah pada Batch 8.
Sejak pertama kali diluncurkan, Petrokimia Gresik telah mencetak 373 Taruna Makmur, yang merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian berkualitas.
Dalam program ini, Petrokimia Gresik merekrut mahasiswa aktif Polbangtan menjadi Taruna Makmur dengan tujuan untuk memberikan kesempatan bagi mereka untuk magang sebagai tenaga agronomis lapangan selama enam bulan, sekaligus memperkuat peran kawalan budi daya pertanian demi peningkatan produktivitas dan regenerasi petani muda di Indonesia.
Mahasiswa sangat antusias mengikuti program ini. Jumlah peminat program Taruna Makmur dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
“Program ini menjadi bukti bahwa sinergi antara dunia pendidikan vokasi dan dunia industri mampu melahirkan talenta-talenta muda pertanian yang berkualitas. Taruna Makmur bukan hanya ruang belajar, tetapi juga ruang pengabdian dan wujud kontribusi nyata bagi masa depan pertanian Indonesia,” tutup Johanes. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Juara Livoli Divisi Utama 2025 Seri Bojonegoro, Petrokimia Gresik Ukir Rekor Apik
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, JPNN.com




