CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Menjelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), harga sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Terong, Makassar, mengalami kenaikan. Kondisi ini berdampak langsung pada pola belanja masyarakat, khususnya Ibu Rumah Tangga (IRT) yang terpaksa mengurangi porsi pembelian demi menyesuaikan anggaran.
Salah seorang IRT, Wati, mengaku merasakan lonjakan harga yang terjadi hampir di semua komoditas pangan. Ia menyebut kenaikan tersebut cukup memberatkan karena terjadi secara bertahap namun merata.
"Merasakan ada kenaikan harga dari yang biasanya. Kenaikannya itu berkisar Rp5 ribuan, Rp7 ribu, Rp10 ribu malahan," keluh Wati saat ditemui CelebesMedia.id, Senin (22/12) siang.
Untuk menyiasati pengeluaran rumah tangga, Wati kini lebih selektif saat berbelanja. Selain membandingkan harga antar pedagang, ia juga memangkas jumlah barang yang dibeli.
"Kalau harga naik, ya mengurangi pembelian. Awalnya satu kilo, jadinya setengah kilo saja. Tadi beli bawang merah harganya bervariasi, awalnya mau beli Rp55 ribu per kilo, jadi pindah cari tempat lain dapat Rp50 ribu per kilo. Cari yang lebih murah pastinya," lanjutnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, komoditas bawang dan telur menjadi penyumbang kenaikan harga paling signifikan. Bawang merah kini dijual di kisaran Rp40 ribu hingga Rp60 ribu per kilogram, tergantung ukuran. Harga tersebut telah bertahan selama kurang lebih tiga pekan terakhir.
Salah seorang pedagang bawang, Rahmi, mengatakan lonjakan harga hampir mencapai dua kali lipat dibandingkan kondisi normal.
"Naiknya sekitar dua kali lipat. Harga normal kan biasanya Rp30-35 ribu per kilogram. Pengaruhnya mungkin karena stok kurang, tapi permintaan tinggi jelang akhir tahun," ujarnya.
Kondisi serupa juga terjadi pada telur ayam ras. Telur ukuran besar saat ini dibanderol Rp58 ribu per rak, naik dari harga sebelumnya Rp55 ribu. Sementara telur ukuran kecil mengalami kenaikan dari Rp45 ribu menjadi Rp52 ribu per rak.
Pedagang telur, Raman, menyebut peningkatan permintaan menjadi faktor utama kenaikan harga tersebut.
"Permintaan lagi tinggi jelang natal dan tahun baru. Alhamdulillah pembeli tetap ramai," katanya.
Di sisi lain, beberapa komoditas justru mengalami penurunan harga. Cabai rawit dan tomat tercatat turun cukup signifikan akibat melimpahnya pasokan di pasar. Harga cabai rawit yang sebelumnya mencapai Rp60–65 ribu per kilogram, kini turun menjadi Rp50 ribu per kilogram.
"Harga turun karena lagi banyak pasokan. Harga turun karena stok lagi banyak. Banjir barang. Tetapi agak kurang pembeli. Saat ini sedang-sedang saja pembeli yang berkunjung, walaupun harga murah kurang pembeli," jelas Ani, pedagang cabai.
Untuk kebutuhan pokok lainnya, Minyak Kita masih bertahan di harga Rp16 ribu per liter. Meski demikian, pedagang mengeluhkan adanya kenaikan harga pengambilan dari distributor sebesar Rp1.000 per liter.
Sementara harga beras masih berada di kisaran Rp15 ribu per kilogram. Namun, para pedagang mengingatkan adanya potensi kenaikan harga dalam waktu dekat seiring dengan menipisnya stok menjelang akhir tahun.
Laporan: Rifki



