JAKARTA, DISWAY.ID - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan temuan memilukan terkait seorang bayi yang baru berusia tiga hari meninggal dunia setelah tersapu banjir bandang dan tertimbun material longsor di Kabupaten Bintang, terdampak paling parah di Aceh.
dr. Sulasmi Ketua IDAI Cabang Aceh mengungkapkan total korban jiwa yang terjadi di Aceh Tengah sebanyak 24 orang, termasuk bayi berusia 3 hari.
Tak hanya itu, beberapa desa juga masih terisolir, terutama pada jalur darat.
BACA JUGA:Jamnas YRFI ke-7, Gaungkan Keselamatan dan Solidaritas Komunitas di Yamaha Rev Festival
BACA JUGA:Polisi Ungkap Identitas 16 Korban Tewas Kecelakaan Bus Pariwisata di Tol Krapyak Semarang, Ada Warga Tangsel
"Dari total korban yang dilaporkan meninggal sebanyak 24 orang dari seluruh kabupaten (data ini pembaruan per tanggal 22 Desember), satu di antaranya adalah bayi usia 3 hari yang terdapat di Kecamatan Bintang," ucap Sulasmi, kepada awak media, Senin 22 Desember 2025.
"Nanti kami akan tampilkan salah satu Kecamatan Bintang yang terisolir di ujung danau, di mana sampai dengan saat ini akses darat belum bisa kita lalui dan hanya bisa melalui danau," sambungnya.
Lebih lanjut, Sulasmi mengungkapkan data terkini korban bencana Aceh.
Sudah ada 1.624 jiwa yang berhasil dievakuasi oleh BPBD, 458 diantaranya bayi yang saat ini masih berada di pengungsian.
"Begitu juga pengumuman bencana saat hari pertama dan hari kedua dilakukan oleh pemerintah daerah dan BPBD bekerja sama dengan beberapapemangku kepentingan, mengevakuasi warga yang selamat dengan menggunakankapal tundadan kapal karet. Perlu kami kabarkan juga, terdapat 1.624 warga jiwa yang terdampak, di antaranya 458 bayi, dan saat ini masih di pengungsian," tuturnya.
BACA JUGA:KPK Lakukan 11 OTT, Tetapkan 118 Tersangka dan Pulihkan Rp1,53 Triliun Sepanjang 2025
BACA JUGA:Rayakan Hari Ibu, bTaskee Perkenalkan Layanan Child Care yang Ramah Keluarga
dr. Sulasmi menegaskan hingga kini, rumah sakit yang sudah beroperasi di Aceh Tengah hanya satu unit saja yaitu Rumah Sakit Datu Beru.
Namun, imbas bencana, pengadaan oksigen dan obat-obatan menjadi sangat terbatas dan kekurangan stok.
"Rumah Sakit Datu Beru adalah rumah sakit satu-satunya rumah sakit yang beroperasi sampai dengan saat ini. Alhamdulillah tidak ada kendala banjir ataupun longsor yang menimpa, namun saat ini kami memiliki kesulitan dalam ketersediaan obat dan oksigen," pungkasnya.
- 1
- 2
- »




