Bisnis.com, JAKARTA – PT Buana Lintas Lautan Tbk. (BULL) menjawab rumor bahwa perseroan bakal diakuisisi oleh konglomerasi Sinarmas Grup. Perusahaan grup Keluarga Widjaja saat ini diketahui memang tengah melebarkan sayap ke bisnis jasa angkutan kapal migas dan LNG.
Direktur BULL Wong Kevin mengatakan tidak akan berkomentar apapun sebelum ada keputusan final.
"Memang kalau kita lihat prospek usaha kami ke depan sama Sinarmas bisa dibilang transformasional karena itu kita harus menjajaki segala kemungkinan untuk memastikan kita bisa merambah semua peluang ini dengan baik dan optimal, baik dari segi operasional, segi pinjaman baru, maupun dari segi investor strategis," katanya dalam public expose daring, Senin (22/12/2025).
Manajemen mengakui ada kebutuhan dana jumbo untuk eksekusi rencana ekspansi 2026. Saat ini, perseroan tengah bertransformasi untuk menjalankan empat pilar bisnis utama, yaitu transportasi LNG, pengembangan floating storage and regasification unit (FSRU), produksi dan penyimpanan minyak mentah serta gas alam lepas pantai atau floating production storage and offloading (FPSO), dan transportasi minyak mentah dan produk minyak.
Sementara itu, Corporate Secretary BULL, Krisnanto Tedjaprawira mengatakan dukungan Sinarmas Grup, melalui Bank Sinarmas kepada perseroan sudah terjalin lama.
Merujuk laporan keuangan BULL per Januari-September 2025, tercatat dari periode ke periode Bank Sinarmas rutin memberi suntikan pinjaman jangka panjang. Perinciannya, Bank Sinarmas pada 3 September 2019 dan 14 Oktober 2024 memberikan pinjaman kepada entitas anak usaha term loan jangka waktu 5 tahun, kemudian pada 13 Juli 2022 memberikan fasilitas term loan senilai US$49,93 juta.
Baca Juga
- Buana Lintas Lautan (BULL) Percepat Transformasi Bisnis, Fokus LNG hingga FPSO
- Harga Pelaksanaan Private Placement Buana Lintas Lautan (BULL) Rp180 per Lembar
- Buana Lintas (BULL) Rancang Private Placement, Investor Hong Kong Masuk Harga Premium
Pada Juni 2025, entitas anak BULL melunasi sebesar US$19,11 juta. Kemudian pada 8 September 2025, entitas anak memperoleh perubahan jatuh tempo pinjaman menjadi 20 Maret 2027 atas fasilitas term loan US$21,68 juta.
"Kalau dilihat dari kita punya historical financial, Grup Sinar Mas melalui Bank Sinarmas telah mendukung pengembangan BULL sejak 2018 sampai saat ini. Jadi hubungan BULL dengan Sinar Mas Grup melalui Bank Sinarmas sudah terjalin cukup lama, tapi tidak menutup kemungkinan kita akan berkolaborasi lebih lanjut di tahun-tahun depan," ujar Krisnanto.
Saat ini Sinar Mas Group bersiap melebarkan sayap ke bisnis jasa angkutan migas dan LNG, melalui perusahaan afiliasinya Frontier Resources yang berencana mengakuisisi Hyundai LNG Shipping.
Hyundai LNG Shipping merupakan salah satu perusahaan pengangkut LNG terbesar di Korea Selatan. Menurut pemberitaan sejumlah media Korea Selatan, seperti Herald Corp dan Business Korea, konsorsium yang dipimpin oleh IMM Private Equity dan IMM Investment telah menandatangani share purchase agreement (SPA) untuk menjual 100% saham Aegis One, sebuah special purpose company yang menjadi induk Hyundai LNG Shipping, kepada Frontier Resources pada 26 November 2025.
Nilai transaksi dari penjualan Hyundai LNG Shipping kepada Frontier Resources diperkirakan mencapai sekitar 3,8 triliun won Korea Selatan (termasuk utang) atau sekitar Rp43,05 triliun (asumsi kurs Rp11,3 per won), dengan nilai ekuitas bersih sekitar 400 miliar won atau sekitar Rp4,53 triliun.
Menurut FitchRatings, Frontier Resources Pte Ltd merupakan kendaraan investasi milik keluarga Widjaja. Perusahaan ini mengendalikan Golden Energy and Resources Pte. Ltd. (GEAR), perusahaan pertambangan Sinar Mas Group yang juga pemegang saham dari PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS).
Berdasarkan penelusuran Bisnis.com, dalam sebuah pengumuman di Australian Securities Exchange, disebut bahwa Frontier Resources sepenuhnya dikendalikan oleh Star Success Pte. Ltd. (Star Success). Adapun, Star Success sepenuhnya dikendalikan oleh Lanny Tranku, istri dari Indra Widjaja yang merupakan putra mendiang taipan pendiri Sinar Mas Group Eka Tjipta Widjaja.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.





