Pedagang Keluhkan Lapak Sementara Pasar Induk Kramat Jati Terlalu Sempit

kompas.com
3 jam lalu
Cover Berita

JAKARTA, KOMPAS.com - Muin (53), pedagang pepaya di Pasar Induk Kramat Jati, mengeluhkan ukuran tempat penampungan sementara yang dinilai terlalu kecil untuk menampung dagangannya.

Tempat penampungan sementara tersebut hingga kini masih dalam tahap pengerjaan setelah lapak buah di pasar tersebut terbakar pada Senin (15/12/2025).

"Lapak (sementara) ya kecil, sedangkan kita kalau masuk dagangan tuh minimal, mini-minimnya tujuh ton coba bayangin. Kalau sedangkan tempatnya itu enggak memadai coba," ucap Muin di Pasar Induk Kramat Jati, Senin (22/12/2025).

Baca juga: Usai Pasar Kramat Jati Terbakar, Pedagang Masih Jualan di Lapak Bekas Kebakaran

Menurut Muin, seharusnya pengelola pasar memberikan kebijakan dengan memperbolehkan pedagang berjualan di jalan sekitar lokasi kebakaran agar usaha tetap berjalan.

"Ya solusinya gimana, sedangkan yang tempat yang ada ini. Ya seharusnya kalau ada kebijaksanaan ya nempel di manapun yang penting masih bisa usaha, begitu," kata dia.

var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=Jakarta, Pasar Induk Kramat Jati, pasar kramat jati, pasar induk kramat jati kebakaran, Pasar Kramat Jati terbakar&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8yMi8xOTU3NDAxMS9wZWRhZ2FuZy1rZWx1aGthbi1sYXBhay1zZW1lbnRhcmEtcGFzYXItaW5kdWsta3JhbWF0LWphdGktdGVybGFsdS1zZW1waXQ=&q=Pedagang Keluhkan Lapak Sementara Pasar Induk Kramat Jati Terlalu Sempit§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `
${response.judul}
Artikel Kompas.id
`; document.querySelector('.kompasidRec').innerHTML = htmlString; } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } }); xhr.open("GET", endpoint); xhr.send();

Ia juga bingung dengan lamanya proses pembangunan yang diperkirakan memakan waktu hingga lebih dari satu tahun, padahal kerusakan akibat kebakaran dinilai tidak terlalu parah.

"Makanya permasalahannya kemarin apa? Kenapa bangun ini kok sampai ngasih jarak sampai 18 bulan, Artinya kan 1,5 tahun," jelas Muin.

Keluhan serupa disampaikan Par (60), pedagang buah pepaya lainnya. Ia menilai tempat penampungan sementara tersebut tidak sesuai dan tidak layak digunakan.

"Saya ngemper saja, enggak apa-apa, tapi kalau mau dibangun pindah, enggak usah. Kalau memang mau dibangun dikerjain kita pindah sendiri tempatnya Kurang lebar terlalu sempit," kata Par.

Baca juga: Pemprov DKI Aktifkan TPS bagi Pedagang Terdampak Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati

Par mengaku mendapat informasi bahwa ukuran lapak sementara hanya sekitar 1,5 meter, lebih kecil dibandingkan lapak sebelumnya.

"Kalau pindah ke sana pelanggan pada bingung kalau di sini kan enggak jauh kalau disuruh nyeberang gitu enggak apa-apa. Pemasukan jauh berkurang. Ini aja pada nyari tapi saya masih di tempat biasa di emperan," ujar dia.

Ia berharap seluruh pedagang dapat dipindahkan ke lokasi sementara yang lebih layak dan memiliki ukuran memadai.

"Kami inginnya semua pindah tapi tempatnya harus lebar, kalau itu enggak layak ditempati, barang itu tumpuk-tumpukan," ujar Par.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengaktivasi tempat penampungan sementara (TPS) bagi pedagang yang terdampak kebakaran di bangunan subgrosir C2 Pasar Induk Kramat Jati.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-for-outstream'); });
.ads-partner-wrap > div { background: transparent; } #div-gpt-ad-Zone_OSM { position: sticky; position: -webkit-sticky; width:100%; height:100%; display:-webkit-box; display:-ms-flexbox; display:flex; -webkit-box-align:center; -ms-flex-align:center; align-items:center; -webkit-box-pack:center; -ms-flex-pack:center; justify-content:center; top: 100px; }
LazyLoadSlot("div-gpt-ad-Zone_OSM", "/31800665/KOMPAS.COM/news", [[300,250], [1,1], [384, 100]], "zone_osm", "zone_osm"); /** Init div-gpt-ad-Zone_OSM **/ function LazyLoadSlot(divGptSlot, adUnitName, sizeSlot, posName, posName_kg){ var observerAds = new IntersectionObserver(function(entires){ entires.forEach(function(entry) { if(entry.intersectionRatio > 0){ showAds(entry.target) } }); }, { threshold: 0 }); observerAds.observe(document.getElementById('wrap_lazy_'+divGptSlot)); function showAds(element){ console.log('show_ads lazy : '+divGptSlot); observerAds.unobserve(element); observerAds.disconnect(); googletag.cmd.push(function() { var slotOsm = googletag.defineSlot(adUnitName, sizeSlot, divGptSlot) .setTargeting('Pos',[posName]) .setTargeting('kg_pos',[posName_kg]) .addService(googletag.pubads()); googletag.display(divGptSlot); googletag.pubads().refresh([slotOsm]); }); } }

Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan, langkah ini dilakukan sebagai upaya pemulihan bagi para pedagang.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Jelang Nataru, Polresta Banjarmasin Siagakan 715 Personel Gabungan
• 8 jam lalutvrinews.com
thumb
Beli Cabai dari Petani Aceh, Rano Karno Pastikan Ketersediaan Pangan Jakarta Aman hingga Januari
• 8 jam lalusuara.com
thumb
Hadir di Pameran Otomotif, BRI Finance Tawarkan Special Offer KKB Bunga Mulai 2,73%
• 3 jam lalumediaapakabar.com
thumb
Angin Kencang Terjang Kotim, Atap Sekolah Terbang dan Pohon Tumbang
• 12 jam lalurctiplus.com
thumb
Perusahaan UEA Imingi Gaji Besar Eks Tentara Kolombia ke Sudan
• 15 jam lalumediaindonesia.com
Berhasil disimpan.