Bisnis.com, JAKARTA — PT Link Net Tbk. (LINK) meraih pendanaan berupa pinjaman berjangka dari International FInance Corporation (IFC) dan Asian Development Bank (ADB) dengan total senilai Rp5,81 triliun.
Sekretaris Perusahaan Link Net Rininta Agustina Widya Pratika menyampaikan perseroan telah menandatangani perjanjian pinjaman berjangka dengan IFC dan ADB pada 18 Desember 2025.
Fasilitas tersebut terdiri atas pinjaman berjangka dari IFC sebesar Rp3,32 triliun dan pinjaman berjangka dari ADB sebesar Rp2,49 triliun. Jangka waktu untuk masing-masing fasilitas pinjaman sampai dengan 9 tahun.
“Tujuan penggunaan dana untuk membiayai belanja modal dan membiayai kembali utang,” paparnya dalam keterbukaan informasi, Senin (22/12/2025).
Dia menegaskan pinjaman tersebut tunduk pada kondisi prasyarat dan kondisi lanjutan yang merupakan bagian dari ketentuan pelaksanaan transaksi.
“Pinjaman dilakukan untuk membiayai belanja modal dan membiayai kembali utang guna mendukung kegiatan usaha perseroan dan tidak akan memberikan dampak negatif bagi kondisi keuangan perseroan,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Link Net Kanishka Gayan Wickrama mengatakan sebagian besar belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan dialokasikan untuk ekspansi home pass. Sepanjang tahun ini, LINK telah menggulirkan lebih dari 350.000 home pass baru untuk layanan fiber to the home.
Menurutnya, Link Net beroperasi dengan model bisnis terbaru mulai kuartal IV/2024, khususnya setelah transfer pelanggan residensial dari EXCL. Wickrama menuturkan, terdapat tiga area utama yang menjadi fokus ekspansi LINK sepanjang tahun ini.
“Strategi utama adalah menyediakan infrastruktur serat optik independen untuk operator di pasar yang ingin mendapatkan akses ke infrastruktur serat optik, menyediakan konektivitas dan solusi untuk perusahaan, serta menyediakan konten, baik linear maupun OTT, dengan model business to business [B2B],” kata Wickrama dalam paparan publik LINK, Rabu (3/9/2025).
Lebih lanjut, Wickrama menjelaskan di bidang infrastruktur serat optik, LINK sudah bekerja sama dengan lebih dari 15 internet service provider (ISP) di Indonesia. LINK menyediakan infrastruktur serat optik bagi ISP-ISP tersebut untuk memberikan layanan internet kepada pelanggan residensial.





