Mahasiswa di Makassar Desak Pemerintah Jadikan Sumatera Bencana Nasional

fajar.co.id
6 jam lalu
Cover Berita

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Korkom Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar aksi unjuk rasa di Jalan AP Pettarani, Makassar, Senin (22/12/2025) sore.

Aksi yang berlangsung di depan Hotel Lamacca UNM Gunung Sari itu digelar sebagai bentuk desakan kepada pemerintah pusat agar segera menetapkan bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah Sumatera sebagai bencana nasional.

Aksi dimulai sekitar pukul 15.10 Wita dan melibatkan kurang lebih 30 massa. Demonstrasi dipimpin oleh Koordinator Lapangan, Azmi Dzulfikar Lantupa.

Dalam orasinya, massa menganggap penetapan status bencana nasional menjadi langkah penting untuk mempercepat koordinasi lintas lembaga, pendanaan, serta perlindungan maksimal bagi para korban.

“Bencana yang terjadi di Sumatera bukan bencana biasa. Dampaknya luas, korban terus bertambah, dan penanganannya membutuhkan koordinasi nasional,” ujar salah satu orator.

“Pemerintah pusat harus segera menetapkan status bencana nasional,” tambahnya.

Dalam aksi tersebut, HMI Korkom UNM menyampaikan tiga tuntutan utama.

Pertama, mendesak Presiden RI menetapkan bencana banjir dan longsor Sumatra 2025 sebagai bencana nasional sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008.

Kedua, mendesak pemerintah pusat mempercepat penerbitan Keputusan Presiden demi keselamatan korban banjir dan longsor.

Ketiga, meminta percepatan pemulihan dan penanganan korban bencana secara menyeluruh.

Meskipun sempat terjadi ketegangan, namun aparat Kepolisian yang berjaga di lokasi langsung melakukan pengamanan.

Sebelumnya, Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU), Gus Hilmi Firdausi, mendorong agar pemerintah pusat menetapkan status darurat bencana nasional setelah terjadi banjir bandang di pulau Sumatera dan daerah lainnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Baitul Qur’an Assa’adah ini melihat bencana yang terjadi di Sumatera sudah tergolong parah.

“Sudah separah ini, kenapa banjir bandang di Sumatera belum juga ditetapkan menjadi status tanggap darurat?,” ujar Hilmi di X @hilmi28 (30/11/2025).

Gus Hilmi menggambarkan bencana yang terjadi bukan hanya sebagai peristiwa alam semata, tetapi sebagai tanda kerusakan yang telah lama diabaikan.

“Duka kita, duka alam, sebuah renungan untuk Aceh, Sumut, dan Sumbar,” sebutnya.

Ia melukiskan bagaimana banjir bandang datang membawa kisah kehilangan yang memukul banyak keluarga di wilayah terdampak.

“Banjir bandang itu datang bukan sekadar luapan air, ia datang membawa cerita tentang luka bumi yang lama kita abaikan,” ucapnya.

Gus Hilmi juga menyinggung simbol-simbol kehilangan di tengah kerusakan hutan, termasuk kisah seekor gajah di Tesso Nilo yang ditemukan mati akibat habitatnya yang rusak.

“Ia bukan hanya binatang yang mati, tetapi simbol bahwa hutan telah kehilangan pelukannya, bahwa alam telah kita telanjangi dari haknya untuk hidup,” tambahnya.

Kata Gus Hilmi, bencana yang terjadi tidak dapat semata-mata disalahkan pada hujan, namun bagian dari akibat campur tangan manusia yang berlebihan dalam merusak alam.

“Kerusakan itu bukan sekadar badai yang turun dari langit, tetapi juga izin pembukaan lahan yang diberikan dengan ringan, penebangan yang tak mengenal batas, pertambangan yang menelanjangi tebing dan bukit, dan kerakusan yang pelan-pelan menghapus warna hijau yang dulu pernah kita banggakan,” terangnya. (Muhsin/fajar)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Mahfud MD Ungkap Tiga Prinsip Gus Dur dalam Demokrasi: Mirip Seperti Revolusi Prancis
• 3 jam lalukompas.tv
thumb
Pejabat The Fed Ini Sebut Tidak Ada Urgensi Ubah Suku Bunga AS
• 21 jam laluwartaekonomi.co.id
thumb
RSUD di 18 Kabupaten/Kota di Aceh Mulai Beroperasi Usai Banjir
• 1 jam laluokezone.com
thumb
Menkes Ungkap Mayoritas Korban Wafat Kecelakaan Lalu Lintas Selama Periode Nataru Pengendara Motor
• 3 jam lalukompas.tv
thumb
Sarinah Targetkan 300 Ribu Pengunjung Selama Libur Nataru
• 5 jam lalumediaindonesia.com
Berhasil disimpan.