Banda Aceh (ANTARA) - Kapolda Aceh Irjen Pol Marzuki Ali Basyah memaparkan langkah cepat Polri dalam menangani bencana banjir bandang di Kabupaten Aceh Tamiang kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.
"Polri sejak awal langsung mengambil langkah cepat dan terukur untuk membantu masyarakat terdampak banjir, terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar," kata Kapolda Marzuki Ali Basyah di Aceh Tamiang, Senin.
Ia menyebutkan di antara langkah konkret yang dilakukan adalah mendirikan dapur makan siap saji di wilayah Pangkalan Susu, yang setiap hari mendistribusikan makanan kepada masyarakat terdampak.
"Melalui dapur makan siap saji ini, kami mendistribusikan makanan dua kali sehari. Pada tahap awal kami menyiapkan 500 porsi per hari, kemudian meningkat menjadi 1.000 porsi, dan ditargetkan mencapai 3.000 porsi per hari," kata Kapolda Marzuki Ali Basyah.
Baca juga: Kapolda kerahkan 855 personel BKO bantu penanganan bencana Aceh
Selain pemenuhan kebutuhan pangan, lanjut dia, Polri juga menyiapkan fasilitas penunjang kebutuhan air bersih melalui pembangunan sumur bor di sejumlah titik strategis.
"Sumur bor ini diperuntukkan bagi masjid, puskesmas, pesantren, dan permukiman warga. Seluruhnya dilengkapi tandon air, genset, serta mesin pendukung lainnya sehingga dapat langsung digunakan," kata Marzuki Ali Basyah.
Menurut dia, hingga saat ini telah terpasang 36 titik fasilitas air bersih di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, dan jumlah tersebut direncanakan terus bertambah.
"Hari ini kami targetkan penambahan enam titik lagi, sehingga kebutuhan air bersih masyarakat dapat segera terpenuhi. Di samping itu Polri juga melakukan pembersihan jalan-jalan yang masih tergenang air dengan menggunakan alat semprot bertekanan tinggi," katanya.
Kapolda menyebutkan ada sebanyak 40 alat semprot bertekanan tinggi yang digunakan membersihkan jalan. Alat tersebut mirip dengan peralatan pemadam kebakaran untuk mempercepat pembersihan jalan dan fasilitas umum.
Baca juga: Kapolda: Polri datangkan helikopter bantu penanganan banjir di Aceh
Sementara itu Mendagri Tito Karnavian menegaskan langkah relokasi menjadi perhatian utama bagi masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan berat atau hilang akibat banjir.
"Bagi rumah yang rusak berat atau hilang, relokasi menjadi solusi utama. Sedangkan untuk rumah dengan kategori rusak ringan dan sedang, pemerintah akan memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai agar masyarakat dapat membersihkan dan memperbaiki rumahnya," kata Mendagri.
Mendagri juga mengajak seluruh kepala daerah dan masyarakat Indonesia untuk turut menunjukkan solidaritas kepada para korban banjir. Penanganan bencana difokuskan di Kabupaten Aceh Tamiang sebagai wilayah terdampak paling parah.
"Kabupaten Aceh Tamiang menjadi prioritas penanganan, dan pemerintah merencanakan pembangunan sekitar 500 unit rumah bagi masyarakat terdampak banjir di daerah ini," kata Mendagri.
Baca juga: Polda Aceh bangun 300 sumur bor air bersih korban bencana
"Polri sejak awal langsung mengambil langkah cepat dan terukur untuk membantu masyarakat terdampak banjir, terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar," kata Kapolda Marzuki Ali Basyah di Aceh Tamiang, Senin.
Ia menyebutkan di antara langkah konkret yang dilakukan adalah mendirikan dapur makan siap saji di wilayah Pangkalan Susu, yang setiap hari mendistribusikan makanan kepada masyarakat terdampak.
"Melalui dapur makan siap saji ini, kami mendistribusikan makanan dua kali sehari. Pada tahap awal kami menyiapkan 500 porsi per hari, kemudian meningkat menjadi 1.000 porsi, dan ditargetkan mencapai 3.000 porsi per hari," kata Kapolda Marzuki Ali Basyah.
Baca juga: Kapolda kerahkan 855 personel BKO bantu penanganan bencana Aceh
Selain pemenuhan kebutuhan pangan, lanjut dia, Polri juga menyiapkan fasilitas penunjang kebutuhan air bersih melalui pembangunan sumur bor di sejumlah titik strategis.
"Sumur bor ini diperuntukkan bagi masjid, puskesmas, pesantren, dan permukiman warga. Seluruhnya dilengkapi tandon air, genset, serta mesin pendukung lainnya sehingga dapat langsung digunakan," kata Marzuki Ali Basyah.
Menurut dia, hingga saat ini telah terpasang 36 titik fasilitas air bersih di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, dan jumlah tersebut direncanakan terus bertambah.
"Hari ini kami targetkan penambahan enam titik lagi, sehingga kebutuhan air bersih masyarakat dapat segera terpenuhi. Di samping itu Polri juga melakukan pembersihan jalan-jalan yang masih tergenang air dengan menggunakan alat semprot bertekanan tinggi," katanya.
Kapolda menyebutkan ada sebanyak 40 alat semprot bertekanan tinggi yang digunakan membersihkan jalan. Alat tersebut mirip dengan peralatan pemadam kebakaran untuk mempercepat pembersihan jalan dan fasilitas umum.
Baca juga: Kapolda: Polri datangkan helikopter bantu penanganan banjir di Aceh
Sementara itu Mendagri Tito Karnavian menegaskan langkah relokasi menjadi perhatian utama bagi masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan berat atau hilang akibat banjir.
"Bagi rumah yang rusak berat atau hilang, relokasi menjadi solusi utama. Sedangkan untuk rumah dengan kategori rusak ringan dan sedang, pemerintah akan memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai agar masyarakat dapat membersihkan dan memperbaiki rumahnya," kata Mendagri.
Mendagri juga mengajak seluruh kepala daerah dan masyarakat Indonesia untuk turut menunjukkan solidaritas kepada para korban banjir. Penanganan bencana difokuskan di Kabupaten Aceh Tamiang sebagai wilayah terdampak paling parah.
"Kabupaten Aceh Tamiang menjadi prioritas penanganan, dan pemerintah merencanakan pembangunan sekitar 500 unit rumah bagi masyarakat terdampak banjir di daerah ini," kata Mendagri.
Baca juga: Polda Aceh bangun 300 sumur bor air bersih korban bencana





