Grid.ID - Para komedian sekaligus pemain film Agak Laen yaitu, Bene Dion, Boris Bokir, Indra Jegel, dan Oki Rengga membagikan cerita mengenai tradisi Mandok Hata yang lekat dengan budaya Batak. Tradisi ini disebut menjadi momen penting untuk mempererat hubungan keluarga, terutama saat pergantian tahun.
Bene Dion menjelaskan bahwa Mandok Hata merupakan bentuk komunikasi keluarga yang biasanya dilakukan menjelang akhir tahun. Meski bisa dilakukan kapan saja, tradisi ini paling sering berlangsung pada malam tahun baru.
“Kalau untuk orang Batak, Mandok Hata itu biasanya seringnya dilakukan ketika malam tahun baru,” ujar Bene Dion dalam unggahan Tiktok @ahquote tahun lalu, (26/01/2024).
Boris Bokir menambahkan, Mandok Hata dilakukan dengan cara seluruh anggota keluarga berkumpul tepat saat pergantian tahun. Momen tersebut dimanfaatkan untuk saling mengevaluasi diri selama satu tahun ke belakang.
“Semua keluarga berkumpul ketika malam tahun baru jam 12.00, saling mengevaluasi diri,” kata Boris Bokir.
Sebelum prosesi utama Mandok Hata dimulai, biasanya diawali dengan ibadah singkat. Indra Jegel menyebut ibadah kecil ini menjadi pembuka sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan.
Bene Dion menjelaskan bahwa ibadah tersebut dilakukan untuk mengucapkan terima kasih karena masih diberikan kesehatan dan kesempatan berkumpul bersama keluarga.
“Untuk pembukaannya mengucap terima kasih kepada Tuhan, kita bisa membuka tahun yang baru ini bersama, berkumpul sehat-sehat semua,” tutur Bene Dion.
Setelah itu, Mandok Hata dilanjutkan dengan sesi saling berbicara dari anggota keluarga yang paling muda hingga yang lebih tua. Dalam momen tersebut, setiap orang menyampaikan permohonan maaf atas kesalahan yang telah dilakukan selama setahun terakhir.
Boris Bokir menggambarkan suasana Mandok Hata sebagai momen yang penuh kejujuran dan keterbukaan. Setiap anggota keluarga dipersilakan mengakui kesalahan, baik yang kecil maupun besar.
“Saling meminta maaf, ngomong ke abang, ‘Bang, maaf ya selama setahun kemarin saya ada apa,’ sampai ke orang tua,” tutup Boris Bokir.
Tradisi Mandok Hata pun dinilai bukan sekadar kebiasaan tahunan, melainkan sarana memperkuat ikatan emosional antaranggota keluarga. Melalui tradisi ini, keluarga Batak menjadikan pergantian tahun sebagai momentum refleksi dan saling memaafkan sebelum memulai lembaran baru. (*)
Artikel Asli



