Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyatakan akses logistik melalui jalur darat menuju wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah masih sulit.
“Untuk warga di daerah khususnya Aceh Tengah dan Bener Meriah saat ini akses daratnya masih sulit,” kata Abdul dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (22/12).
Kondisi tersebut, kata Abdul, membuat distribusi bantuan ke sejumlah titik pengungsian, juga kawasan pegunungan masih harus mengandalkan jalur udara.
“Setiap hari, baik itu pemda, camat, kepala desa, Babinsa, Babinkamtibnas mengirimkan koordinat titik-titik pengungsian yang akan kita dropping melalui heli, melalui jalur udara,” ujarnya.
“Baik itu yang langsung ke titik-titik di kawasan yang mungkin masih terputus akses daratnya, maupun yang jauh ke arah-arah perbukitan,” imbuh dia.
Distribusi logistik melalui udara dilakukan secara rutin. BNPB mencatat, sejumlah helikopter akan mendistribusikan bantuan ke titik-titik pengungsian. Titik-titik tersebut kemudian kembali diisi ulang satu hingga dua hari berikutnya untuk menjaga ketersediaan logistik harian warga.
“Setiap hari, sortie heli kita datang dan kita catat di satu titik. Kemudian akan kita dropping lagi satu atau dua hari berikutnya untuk me-refill cadangan makanan yang sudah didistribusikan pada hari sebelumnya,” tutur Abdul.
Di sisi lain, pemulihan akses jalan terus dilakukan. Abdul menyebut, salah satu jalur penting yang mulai menunjukkan progres adalah akses dari Nagan Raya menuju Aceh Tengah.
“Akses jalan dari Nagan Raya ke Aceh Tengah sudah mulai bisa dilewati oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Sebelumnya masih terbatas kendaraan roda dua,” katanya.
“Ini menjadi penting karena akan menjadi jalur alternatif ke Aceh Tengah selain dari Lintas Timur,” sambung dia.
Abdul menjelaskan, jalur transportasi utama Aceh berada di kawasan Timur dan Barat, yang keduanya memiliki akses ke wilayah tengah seperti Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues.
Untuk jalur dari wilayah Timur, kata Abdul, saat ini masih terdapat 5 jembatan yang dalam proses perbaikan dengan target penyelesaian sekitar 30 Desember.
“Timur saat ini dua jembatan sudah dipulihkan dan masih terus dioptimalkan. Untuk dari Timur, ini masih dalam perbaikan jembatan. Ada 5 jembatan lagi yang sedang berjalan. Target (Kementerian) PUPR itu sekitar tanggal 30 Desember,” ungkap Abdul.
Sementara dari jalur Barat, salah satu akses melewati Celala dan jembatan Krueng Beutong yang progres pembangunannya disebut telah mencapai sekitar 75 persen.
“Kemudian Barat, ini juga sebagian besar sudah pulih. Untuk jalur dari Barat, salah satunya melalui Celala, ini akan melewati jembatan Krueng Beutong yang saat ini dalam proses sudah 75 persen,” pungkas Abdul.





