Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membuka akses pemanfaatan fasilitas riset secara gratis bagi mahasiswa jenjang sarjana dan pascasarjana yang melakukan riset mandiri.
Kepala BRIN Arif Satria menyebut hal ini ditujukan untuk mendukung pengembangan talenta riset di perguruan tinggi sekaligus memperkuat ekosistem penelitian nasional.
“Tadi saya sampaikan di berbagai kesempatan juga. Bahwa kita akan membebaskan biaya bagi mahasiswa S-1, S-2, yang studi mandiri, yang riset mandiri. Ketika mereka memanfaatkan fasilitas BRIN,” ujarnya saat Media Lounge Discussion di Gedung BJ Habibie BRIN, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (22/12).
Kebijakan tersebut merupakan bentuk komitmen lembaga dalam mendorong mahasiswa agar lebih leluasa mengakses sarana riset yang sebelumnya berbayar.
“Saya kira ini juga bentuk komitmen BRIN untuk mendukung bagaimana talenta-talenta bagus yang selama ini ada di perguruan tinggi, khususnya mahasiswa S-1, S-2, atau bahkan S-3 yang mau memanfaatkan fasilitas BRIN,” kata Arif.
“Yang selama ini kan harus bayar, ya, dan sekarang ini sebagian nanti akan kita gratiskan. Saya kira itu hal yang dengan kampus ya kolaborasinya,” lanjutnya.
Selain membuka akses gratis bagi mahasiswa, BRIN juga menargetkan lahirnya berbagai inovasi dari kegiatan riset yang dijalankan internal lembaga. Hingga saat ini, BRIN telah menerima 120 paparan terkait potensi inovasi yang akan dihasilkan.
“Oh iya, tadi 120 presentasi ke saya, inovasi apa yang akan muncul. Karena saya butuh informasi kalau orang nanya 2026 dana gede kemudian BRIN mau ngapain aja gitu, saya harus tahu apa yang dihasilkan,” tutur Arif.
“Ini dana besar hasilnya gimana. Nah, saya sudah bisa memprediksi minimal 120 inovasi itu akan bisa, minimal ya,” tambahnya.
Jumlah tersebut, kata dia, baru berasal dari internal BRIN dan belum mencakup kontribusi dari perguruan tinggi. Ke depan, BRIN juga akan melibatkan kampus-kampus dengan kapasitas riset unggul melalui skema pendanaan khusus.
“Itu belum dari kampus nih, ini baru saya dari BRIN saja. Dari kampus kita undang lagi nih top-down yang bagus-bagus. Kampus yang memiliki riset yang bagus-bagus akan kita berikan dana yang cukup besar untuk itu. Jadi, ini sekaligus membantu teman-teman kampus juga, ya,” jelas Arif.
“Jadi, karena BRIN tidak hanya ngurusin riset BRIN saja kan, yang kita bangun adalah ekosistem, ya. Bagaimana membangun ekosistem riset yang kuat,” tandasnya.



