JAKARTA, KOMPAS.com – Sepekan setelah kebakaran melanda Pasar Induk Kramat Jati, pedagang pepaya dan pisang masih bertahan berjualan di sekitar lokasi kejadian.
Mereka mendirikan lapak darurat di badan jalan dan di depan area bekas kebakaran sambil menunggu tempat penampungan sementara rampung dibangun.
Pantauan di lokasi pada Senin (22/12/2025), sejumlah pedagang pepaya dan pisang tampak membuka lapak darurat di jalan depan bekas lokasi kebakaran. Terpal digunakan sebagai atap untuk melindungi buah dagangan dari panas dan hujan.
Selain itu, beberapa pedagang masih memanfaatkan sisa bangunan yang terbakar untuk berjualan. Hal ini dilakukan karena area bekas kebakaran tersebut belum ditutup seng oleh pengelola pasar.
Baca juga: Pedagang Pasar Kramat Jati Kecewa, Bantuan Pramono Tak Sampai ke Penyewa Lapak
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=Pasar Induk Kramat Jati, tempat penampungan, kebakaran pasar, wrap up, kebakaran Pasar Induk Kramat Jati, pedagang pepaya pisang, lapak darurat&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8yMy8wNTQ1MTMwMS9uYXNpYi1wZWRpaC1wZWRhZ2FuZy1wYXNhci1pbmR1ay1rcmFtYXQtamF0aS1tZW55YW1idW5nLWhpZHVwLWRpLXRlbmdhaA==&q=Nasib Pedih Pedagang Pasar Induk Kramat Jati, Menyambung Hidup di Tengah Puing Kebakaran§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `Hendra (45), pedagang pepaya, mengatakan dirinya masih bertahan di sekitar lokasi kebakaran lantaran lapak penampungan sementara belum selesai dibangun.
"Belum pindah, karena kan yang di tempat sementara belum selesai, katanya hari Kamis atau Sabtu bisa pindah," jelas Hendra.
Ia menjelaskan, seluruh pedagang pepaya dan pisang masih berjualan di sekitar lokasi kebakaran dan di badan jalan di sekitar pasar.
"Sini semua pokoknya, yang jualan ini nempel-nempel semua. Nanti kalau sudah jadi, pada ke sana," ujar Hendra.
"Kami enggak mau lama-lama kan, harus pindah ke sana. Karena di sini kan hujan, kehujanan. Panas, kepanasan. Enggak bisa jualan nyaman," ujar dia.
Baca juga: Pedagang Keluhkan Lapak Sementara Pasar Induk Kramat Jati Terlalu Sempit
Lapak penampungan sementara dikeluhkanKeluhan juga disampaikan Muin (53), pedagang pepaya di Pasar Induk Kramat Jati. Ia menilai ukuran lapak penampungan sementara terlalu kecil untuk menampung volume dagangan para pedagang.
"Lapak (sementara) ya kecil, sedangkan kami kalau masuk dagangan tuh minimal, mini-minimnya tujuh ton coba bayangin. Kalau sedangkan tempatnya itu enggak memadai coba," ucap Muin.
Menurut Muin, pengelola pasar seharusnya memberikan kebijakan sementara dengan memperbolehkan pedagang berjualan di jalan sekitar lokasi kebakaran agar aktivitas usaha tetap berjalan.
"Ya solusinya bagaimana? Sedangkan yang tempat yang ada ini. Ya seharusnya kalau ada kebijaksanaan ya nempel di manapun yang penting masih bisa usaha, begitu," kata dia.
Baca juga: Usai Pasar Kramat Jati Terbakar, Pedagang Masih Jualan di Lapak Bekas Kebakaran
Keluhkan belum ada bantuanSelain persoalan tempat berjualan, Hendra juga mengaku belum menerima bantuan sejak lapaknya terbakar pada Senin (25/12/2025).
Ia mengatakan bantuan sebesar Rp 5 juta yang diberikan Gubernur Jakarta Pramono Anung hanya diperuntukkan bagi pemilik lapak, bukan pedagang penyewa seperti dirinya.
"Untuk yang Rp 5 juta itu kan yang punya lapak. Kalau kami sewa ya enggak dapat," ucap Hendra.
Akibat kebakaran tersebut, kerugian para pedagang diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, mencakup buah dagangan yang hangus serta peralatan jualan.
Hendra juga menyoroti belum adanya ganti rugi dari pihak toko plastik yang diduga menjadi pemicu kebakaran.
Baca juga: Pemprov DKI Aktifkan TPS bagi Pedagang Terdampak Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati
"Jadi pihak yang (menyebabkan) kebakaran harusnya kan tanggung jawab. Karena dulu apa, teman aku aja yang kebakaran cuman satu (los) itu aja ganti. Tanggung jawab suruh ganti," jelasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang




