Aturan Tak Tertulis Jip Wisata Bromo: Ban MT hingga Rem Wajib Prima

kumparan.com
15 jam lalu
Cover Berita

Aktivitas wisata jip di kawasan Bromo selama ini kerap dianggap bebas tanpa aturan teknis yang baku. Namun di lapangan, para pengemudi ternyata menerapkan standar tersendiri demi menyesuaikan kendaraan dengan karakter medan yang ekstrem.

Ketua Paguyuban Jip TransBromo, Arlex Mardiyansyah, menjelaskan bahwa hingga kini belum ada ketentuan resmi yang mengatur spesifikasi teknis jip wisata di Bromo. Meski begitu, para pelaku sepakat mengikuti standar berbasis kebutuhan medan pasir dan jalur off-road.

“Kalau untuk aturan resminya enggak ada, cuma kami standar mengikuti medan ya. Medannya berpasir dan off-road, jadi kami mengikuti bannya, harus ban yang MT untuk off-road, dan juga shockbreaker-nya kami agak tinggi sedikit biasanya,” kata pria yang karib di sapa Ardi saat ditemui kumparan di kumparan Eco Journey Toyota Veloz Hybrid EV baru-baru ini.

Menurut Ardi, selain ban dan kaki-kaki, aspek keselamatan menjadi perhatian utama yang tidak bisa ditawar. Ia menyebut sistem pengereman wajib dalam kondisi sehat mengingat kontur jalur Bromo yang ekstrem dan menantang.

“Selebihnya, kami pastikan untuk rem-rem sih. Rem-rem harus sehat, ini karena kondisi tanjakannya hampir 45 derajat ya, apalagi di area penanjakan kayak gitu,” ujarnya.

Soal perangkat tambahan seperti dongkrak traktor dan winch depan, Ardi menegaskan tidak ada kewajiban bagi setiap jip untuk memilikinya. Namun, keberadaan alat tersebut tetap dianggap penting dalam satu rombongan perjalanan.

“Ya kalau dongkrak bawa ya. Kalau winch itu hanya sebagian, karena untuk evakuasi teman-teman gitu,” jelasnya.

Ia mencontohkan, dalam satu rombongan jip wisata biasanya hanya satu unit yang dilengkapi winch. Fungsi alat tersebut lebih diarahkan untuk kondisi darurat atau membantu kendaraan lain yang mengalami kendala di jalur.

“Jadi dari, misal dari 10 itu ada 1 lah yang ada winch-nya. Ya, seperti itu. Untuk evakuasi,” tuturnya.

Sementara untuk dongkrak, para pengemudi umumnya memilih dongkrak jenis traktor dengan tinggi angkat yang memadai. Hal ini disesuaikan dengan ground clearance jip yang sudah ditinggikan untuk keperluan off-road.

“Iya, dongkrak yang lebih tinggi. Kalau pakai dongkrak yang kecil kan nggak nyampe, nyampe aja dia yang lift yang tinggi,” pungkasnya.

Praktik standar tak tertulis ini menjadi bukti bahwa meski tanpa regulasi resmi, para pelaku wisata jip Bromo tetap mengedepankan keselamatan dan kesiapan kendaraan.

Pendekatan berbasis pengalaman medan ini juga dinilai krusial guna menjaga kenyamanan wisatawan sekaligus meminimalkan risiko di jalur ekstrem Bromo.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Arus Mudik Nataru, Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar Ramai Penumpang | BERUT
• 20 jam lalukompas.tv
thumb
Ini cerita relawan lansia di Sumbar selamatkan warga sebelum bencana
• 19 jam laluantaranews.com
thumb
PTPP Percepat Pemulihan Infrastruktur Pascabencana di Aceh dan Sumut, Pastikan Akses Masyarakat Kembali Aman dan Berfungsi
• 7 jam lalumediaapakabar.com
thumb
Sempat Melarikan Diri dari OTT, Jaksa Kejari HSU Akhirnya Ditahan KPK
• 22 jam laludisway.id
thumb
Trump Tunjuk Utusan Khusus untuk Greenland, Denmark Murka
• 15 jam laluokezone.com
Berhasil disimpan.