Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Senin (22/12), didorong oleh kelanjutan reli saham teknologi dalam penguatan yang relatif merata. Optimisme pengembangan Artificial Intelligence (AI) juga menjadi salah satu penopangnya.
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 227,79 poin atau 0,47 persen ke level 48.362,68. Indeks S&P 500 (.SPX) menguat 43,99 poin atau 0,64 persen menjadi 6.878,49, sementara Nasdaq Composite (.IXIC) naik 121,21 poin atau 0,52 persen ke posisi 23.428,83.
Kenaikan saham-saham teknologi mulai terlihat sejak akhir pekan lalu, dipicu oleh proyeksi kinerja Micron Technology yang melampaui ekspektasi serta laporan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan. Kondisi tersebut membuat S&P 500 dan Dow Jones kini berada kurang dari 1 persen dari level penutupan tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada 11 Desember.
Saham Nvidia pun menguat dan memberikan kontribusi terbesar terhadap penguatan indeks S&P 500. Reuters melaporkan, perusahaan tersebut telah memberitahu klien-kliennya di China dengan menargetkan pengiriman chip kecerdasan buatan (AI) terkuat kedua ke China sebelum libur Tahun Baru Imlek pada pertengahan Februari.
Saham Micron melonjak 4 persen, sementara sebagian besar saham produsen chip lainnya juga menguat, mendorong indeks semikonduktor PHLX naik 1,1 persen.
“Saya tidak yakin pasar akan naik jauh lebih tinggi; kemungkinan akan terus bergerak naik-turun. Hari ini kita memang diperdagangkan lebih tinggi, tetapi saya tidak akan terkejut jika pasar kembali terkoreksi, lalu reli lagi hingga berada di kisaran level saat ini,” kata analis pasar di Slatestone Wealthx Ken Polcari.
Secara historis, Desember dikenal sebagai periode yang kuat bagi pasar saham. Sejak 1950, fenomena Santa Claus rally tercermin dari kenaikan rata-rata S&P 500 sebesar 1,3 persen selama lima hari perdagangan terakhir di akhir tahun dan dua hari perdagangan pertama di Januari, menurut Stock Trader’s Almanac. Tahun ini, periode tersebut dimulai pada Rabu (24/12) dan berlangsung hingga 5 Januari.
Optimisme terhadap perkembangan AI, tanda-tanda ketahanan ekonomi AS, serta ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter juga telah mengalahkan kekhawatiran terkait tarif AS. Faktor-faktor tersebut menempatkan tiga indeks utama Wall Street pada jalur penguatan untuk tahun ketiga berturut-turut. Sepanjang tahun berjalan, S&P 500 telah naik 17 persen.
Sebagian besar dari 11 sektor S&P 500 ditutup di zona hijau. Sektor material, yang naik 1,4 persen, dan sektor energi yang menguat 1,1 persen, menjadi yang berkinerja terbaik seiring lonjakan harga komoditas. Sektor teknologi naik 0,4 persen, sementara sektor keuangan menguat 1,3 persen dan ditutup pada level tertinggi sepanjang masa.
Di antara saham-saham individual, Tesla menguat 1,6 persen setelah paket gaji CEO Elon Musk tahun 2018 dipulihkan oleh Mahkamah Agung Delaware. Saham Warner Bros. Discovery melonjak 3,5 persen setelah salah satu pendiri Oracle, Larry Ellison, sepakat memberikan jaminan pribadi senilai USD 40,4 miliar untuk pembiayaan ekuitas dalam penawaran Paramount Skydance untuk mengakuisisi perusahaan tersebut. Saham Paramount turut naik 4,3 persen.
Sementara Clearwater Analytics Holdings melesat 8,1 persen setelah sekelompok perusahaan ekuitas swasta yang dipimpin Permira dan Warburg Pincus mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi perusahaan perangkat lunak investasi dan akuntansi tersebut dengan nilai sekitar USD 8,4 miliar, termasuk utang.
Jumlah saham yang menguat melampaui saham yang melemah dengan rasio 2,15 banding 1 di Bursa Efek New York (NYSE) dan 1,61 banding 1 di Nasdaq.
Indeks S&P 500 mencatat 42 saham yang mencapai level tertinggi dalam 52 minggu terakhir dan lima saham terendah, sementara Nasdaq Composite membukukan 113 saham tertinggi baru dan 128 saham terendah baru.
Volume perdagangan di bursa-bursa AS tercatat sebanyak 14,57 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 16,9 miliar saham untuk satu sesi penuh dalam 20 hari perdagangan terakhir.



