Harga Minyak Dunia Memanas Efek Gangguan Pasokan Mengintai

bisnis.com
7 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia melonjak lebih dari 2% setelah Amerika Serikat mencegat kapal tanker di dekat Venezuela dan serangan Ukraina ke aset Rusia memicu kekhawatiran gangguan pasokan global.

Melansir Reuters pada Selasa (23/12/2025), harga minyak jenis Brent naik US$1,47 atau 2,4% ke level US$61,94 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menguat US$1,37 atau 2,4% menjadi US$57,89 per barel.

Penjaga pantai AS pada Minggu (21/12/2025) waktu setempat berupaya mencegat sebuah tanker minyak yang menurut pejabat AS merupakan bagian dari upaya Venezuela menghindari sanksi. 

Aksi tersebut menjadi operasi ketiga sepanjang bulan ini, menyusul pengumuman Presiden AS Donald Trump pekan lalu terkait pemberlakuan blokade terhadap kapal tanker minyak yang masuk dan keluar dari Venezuela dan berada di bawah sanksi.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Analis UBS Giovanni Staunovo menyebut pelaku pasar kini mulai melihat risiko gangguan ekspor minyak Venezuela akibat embargo AS, setelah sebelumnya menilai dampaknya terbatas. Minyak mentah Venezuela menyumbang sekitar 1% dari pasokan global, dengan sebagian besar ekspornya dibeli oleh China. 

Pemerintah China pada Senin menyatakan bahwa penyitaan kapal negara lain oleh AS merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional, setelah AS pada Sabtu mencegat sebuah tanker minyak yang menuju China di lepas pantai Venezuela.

Harga minyak juga terdorong oleh laporan serangan drone Ukraina terhadap kapal-kapal Rusia di pelabuhan Laut Hitam. Perusahaan penasihat perdagangan minyak Ritterbusch and Associates menyebut insiden tersebut menambah sentimen risiko geopolitik di pasar energi.

Otoritas Rusia menyatakan serangan drone Ukraina merusak dua kapal dan dua dermaga, serta memicu kebakaran di sebuah desa di pesisir Laut Hitam di wilayah Krasnodar. Kawasan Laut Hitam merupakan jalur penting bagi ekspor energi Rusia.

“Kami memperkirakan pergerakan harga akan cenderung konsolidatif pekan ini di tengah volume perdagangan yang menipis akibat libur, serta berlanjutnya tarik-menarik antara melemahnya fundamental minyak dan kebutuhan pasar untuk mempertahankan premi risiko geopolitik terkait Ukraina–Rusia dan Venezuela,” tulis Ritterbusch and Associates dalam catatannya.

Di sisi diplomasi, utusan khusus AS Steve Witkoff mengatakan perundingan antara pejabat AS, Eropa, dan Ukraina di Florida selama tiga hari terakhir difokuskan pada penyelarasan posisi guna mengakhiri perang Rusia–Ukraina. Dia menyebut pembicaraan tersebut, termasuk dialog terpisah dengan negosiator Rusia, berlangsung produktif.

Namun, penasihat kebijakan luar negeri utama Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan perubahan yang diajukan Eropa dan Ukraina terhadap proposal AS justru belum meningkatkan prospek perdamaian.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
120 Nama Anak Perempuan Inggris Bernuansa Islam dan Artinya
• 1 jam lalutheasianparent.com
thumb
Sempat Buron, Bekas Kasi Datun Kejari Hulu Sungai Utara Menyerahkan Diri ke Kantor KPK
• 22 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Dari Cirebon Menuju Dunia, Inovator Muda Drillytics Raih Tsucrea Award
• 6 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
"Repatriasi " Pelaut, Sering Terlupa di Industri Pelayaran
• 6 jam lalukumparan.com
thumb
Antonio Conte Bersaing dalam Daftar Pelatih dengan Gelar Piala Super Italia Terbanyak
• 2 jam laluskor.id
Berhasil disimpan.