BI Yakin Pertumbuhan Kredit Capai 8 Persen di Akhir 2025 Meski Ekonomi Melambat

pantau.com
9 jam lalu
Cover Berita

Pantau - Bank Indonesia (BI) optimistis bahwa pertumbuhan kredit nasional hingga akhir tahun 2025 akan mencapai di atas 8 persen, sesuai dengan target yang ditetapkan dalam kisaran 8 hingga 11 persen.

“Mudah-mudahan, insyaa Allah di Desember, akhir tahun (kredit) bisa tumbuh di atas 8 persen, sebagaimana target BI,” ungkap Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Solikin M. Juhro.

Kinerja Kredit Melambat Dibanding Tahun Lalu

Solikin menyampaikan bahwa kinerja kredit tahun ini tidak sekuat tahun sebelumnya.

Pertumbuhan kredit perbankan pada November 2025 tercatat sebesar 7,74 persen secara tahunan (year-on-year), lebih rendah dibanding capaian 10,79 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Penurunan ini disebabkan oleh tantangan dari sisi permintaan maupun penawaran, yang menurut BI masih memerlukan dorongan tambahan.

“Kalau ekonominya memang belum kuat, untuk kebutuhan-kebutuhan modal kerja, ini (KMK) juga nggak kuat. Terutama untuk sektor-sektor yang memang banyak bergantung terhadap KMK,” ujarnya.

Kredit pada November 2025 didominasi oleh kredit investasi yang tumbuh tinggi sebesar 17,98 persen, mencerminkan adanya optimisme terhadap perbaikan ekonomi nasional yang didorong oleh program strategis pemerintah.

Sementara itu, kredit modal kerja hanya tumbuh sebesar 2,39 persen, mengindikasikan lemahnya aktivitas ekonomi di sektor-sektor yang bergantung pada pembiayaan modal kerja.

Faktor-Faktor Penahan Permintaan Kredit

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa tertahannya permintaan kredit disebabkan oleh tiga faktor utama.

Pertama, perilaku wait and see pelaku usaha di tengah ketidakpastian ekonomi.

Kedua, banyak korporasi yang masih mengandalkan pembiayaan internal, sehingga permintaan kredit melambat.

Ketiga, lambatnya penurunan suku bunga kredit yang belum sepenuhnya mendorong pertumbuhan pinjaman.

Meski demikian, minat perbankan untuk menyalurkan kredit tetap cukup baik, tercermin dari pelonggaran persyaratan kredit (lending requirement) di hampir semua segmen, kecuali untuk kredit konsumsi dan UMKM.

BI menegaskan bahwa meskipun intermediasi perbankan menghadapi sejumlah tantangan, ketahanan industri perbankan nasional tetap terjaga dan berada dalam kondisi yang kuat.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Malaysia Open Buka BWF World Tour 2026, Ini Daftar Pebulu Tangkis Indonesia yang Bertanding
• 18 jam lalukompas.tv
thumb
Eks Kapolda DIY Kenang Ustaz Jazir: Jogokariyan Contoh Bagaimana Mengelola DKM
• 15 jam lalukumparan.com
thumb
Geliat Emiten Sawit Portofolio Lo Kheng Hong (ANJT) Lewat Kredit Jumbo Rp 4,8 Tr
• 22 jam lalukatadata.co.id
thumb
UMKM Padang Pariaman Terima Bantuan Rp500 Juta dari Komisi VII DPR RI
• 17 jam lalutvrinews.com
thumb
Dari Cirebon Menuju Dunia, Inovator Muda Drillytics Raih Penghargaan Tsucrea Award di Tokyo
• 8 jam laluidxchannel.com
Berhasil disimpan.