Arah BTN (BBTN) Tahun Depan: Target Kredit hingga Prospek Saham

katadata.co.id
11 jam lalu
Cover Berita

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) atau BTN membeberkan target kredit tahun depan hingga sejumlah rencana aksi korporasi yang akan dilakukan perusahaan menjelang tutup tahun 2025. Pertumbuhan kredit BTN diproyeksi berada di kisaran 8–10% pada tahun depan.

Corporate Secretary BTN, Ramon Armando, mengatakan target proyeksi pertumbunan kredit pada tahun depan ditopang oleh arah kebijakan moneter yang lebih longgar, stimulus fiskal pemerintah, serta meningkatnya aktivitas ekonomi domestik. 

“BTN tetap mencermati resiko eksternal, seperti perlambatan ekonomi global dan ketegangan geopolitik yang bisa mempengaruhi sentimen pasar,”  ujar Ramon di Jakarta, Senin (22/12). 

Berdasarkan laporan keuangan bulanan perseroan hingga November 2025,  laba bersih BTN mencapai Rp 2,91 triliun,  naik 21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kinerja laba ini, antara lain ditopang oleh pertumbuhan penyaluran kredit dan strategi pendanaan yang lebih efisien.

BTN akan tetap fokus pada penyaluran kredit ke sektor perumahan terutama KPR subsidi dan nonsubsidi dalam rangka memenuhi kebutuhan hunian di Indonesia. Bank juga akan  mendorong penyaluran kredit korporasi ke berbagai sektor di sekitar perumahan, termasuk sektor real estate, listrik, gas, air, dan perdagangan besar.

Berdasarkan laporan keuangan bulanan BTN, penyaluran kredit dan pembiayaan tumbuh 8,74% secara tahunan mencapai Rp386,47 triliun hingga 30 November 2025. 

Di sisi lain, BTN membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) 15,77% secara tahuunan menjadi Rp 423,96 triliun. Kenaikan DPK terutama didorong oleh dana murah (current account and saving account/CASA)

Pertumbuhan kredit dan pembiayaan serta DPK membuat aset BTN naik 12,16% secara tahunan menjadi Rp 503,99 triliun hingga akhir November 2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp449,36 triliun. Nixon menyebut, total aset tersebut telah melampaui target aset Rp500 triliun yang ditetapkan pada awal 2025.

BTN berhasil mempertahankan margin bunga bersih di kisaran 4%, naik dibandingkan 2,9% pada periode yang sama tahun sebelumna. 

Analis Mandiri Sekuritas, Kresna Hutabarat dalam risetnya menyebut, kenaikan NIM itu ditopang peningkatan yield aset dan perbaikan cost of fund ke level 4,2%. Mandiri Sekuritas juga mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp 1.380, atau potensi kenaikan 16% dari harga pasar.

"Komitmen kuat pemerintah di sektor perumahan yang tercermin dari 350 ribu kuota FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dan program KPP (Kredit Program Perumahan) akan menjadi mesin yang mendongkrak pertumbuhan kredit BTN pada 2026 dibandingkan 2025," ujar Kresna dikutip Selasa (23/12).

Binaartha Sekuritas juga merekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp 1.345 yang mencerminkan potensi kenaikan 13,5%. Analis Binaartha menilai fundamental BTN solid, terutama berkat rebound margin, pertumbuhan kredit yang tetap kuat, serta outlook penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi dan nonsubsidi yang semakin positif. 

BTN Alokasikan Uang Tunai Rp 19,67 Triliun

 Di sisi lain, BTN mengalokasikan uang tunai sebesar Rp 19,67 triliun dalam rangka menyambut momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada periode 22 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026. 

Ramon mengatakan, rata-rata kas yang disiapkan BTN selama periode libur panjang akhir tahun ini mencapai 1,09 kali dari rata-rata kas yang ada Kantor Cabang BTN pada kondisi normal.  

“Alokasi tersebut ditetapkan berdasarkan perhitungan perseroan atas kebutuhan uang tunai yang diproyeksikan akan meningkat di masyarakat saat musim liburan Nataru,” ujar Ramon.

Adapun dari total dana tunai tersebut, Ramon menyebut BTN menganggarkan sebanyak Rp 6,82 triliun atau 35% dari total dana untuk pengisian mesin ATM BTN yang tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan sisanya yakni sebesar Rp 12,85 triliun atau 65% dari total dana akan dianggarkan untuk kas pada seluruh outlet BTN di berbagai daerah. 

Head of Sales & Distribution Division BTN, Wiji Astuti mengatakan operasional cabang BTN yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dipastikan telah beroperasi seluruhnya. Namun Saat ini operasional cabang syariah (Bank Syariah Nasional) di Takengon, Aceh masih 80% karena pasokan listrik masih belum stabil. 

 “Namun, kami yakin dalam beberapa waktu kedepan akan segera kembali normal,” ujar Wiji.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Mercer Prediksi Kenaikan Gaji Karyawan Indonesia Diproyeksikan 5,8% pada 2026
• 3 jam laluwartaekonomi.co.id
thumb
Bisa Ditiru, Strategi Liburan Akhir Tahun dengan Mobil Listrik
• 1 jam lalumedcom.id
thumb
Tunjuk Utusan Khusus, Trump Tegaskan Ambisi AS Kuasai Greenland
• 6 jam lalubisnis.com
thumb
Dari Bank ke Kandang Sapi: Perjuangan Rumini, Ibu Tunggal yang Jadi Peternak
• 2 jam lalukumparan.com
thumb
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India
• 19 jam lalusuara.com
Berhasil disimpan.