Telkomsat Ungkap Peran Krusial Satelit bagi Ketahanan Nasional dan Penanganan Bencana

republika.co.id
14 jam lalu
Cover Berita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anak usaha PT Telkom Indonesia yang bergerak dalam pengelolaan satelit nasional, PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat), berkomitmen memperkuat konektivitas ruang digital Indonesia. Direktur Utama Telkomsat Lukman Hakim Abd Rauf mengatakan, komitmen tersebut diwujudkan melalui upaya membuka isolasi wilayah terpencil agar tetap terhubung dengan akses informasi digital, sekaligus menghadirkan pemerataan layanan konektivitas setara dengan wilayah lainnya.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1754473276648-0'); });

“Telkomsat memperkuat cakupan layanannya di wilayah Indonesia dan Asia,” ujar Lukman dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (22/12/2025).

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Baca Juga
  • BRIN Suplai Data Citra Satelit Percepat Penanganan Bencana di Sumatera
  • FiberStar Percepat Akses Digital di Wilayah 3T Lewat Solusi Satelit dan Bantuan Bencana
  • Telkom Kebut Pemulihan Layanan dengan Tambahan Backup Satelit di Wilayah Bencana Sumatra

Hal tersebut dilakukan perusahaan melalui pengoperasian lima satelit Geostationary Earth Orbit (GEO) yang mengorbit di ketinggian sekitar 35.786 kilometer di atas permukaan bumi serta eksplorasi konstelasi satelit Low Earth Orbit (LEO) pada ketinggian 200 hingga 2.000 kilometer. Di sisi lain, lanjut Lukman, perusahaan juga terus berinovasi menghadirkan layanan yang relevan dengan kebutuhan masa kini dan masa depan, seperti Internet of Things (IoT) dan Earth Observation (EO).

Lukman menyatakan kesiapan Telkomsat dalam menjaga konektivitas masa depan. Menurut dia, konektivitas berbasis satelit akan tetap menjadi elemen kunci dalam arsitektur jaringan nasional, terutama untuk menjamin keandalan komunikasi di wilayah terpencil maupun untuk kebutuhan strategis negara.

'use strict';(function(C,c,l){function n(){(e=e||c.getElementById("bn_"+l))?(e.innerHTML="",e.id="bn_"+p,m={act:"init",id:l,rnd:p,ms:q},(d=c.getElementById("rcMain"))?b=d.contentWindow:x(),b.rcMain?b.postMessage(m,r):b.rcBuf.push(m)):f("!bn")}function y(a,z,A,t){function u(){var g=z.createElement("script");g.type="text/javascript";g.src=a;g.onerror=function(){h++;5>h?setTimeout(u,10):f(h+"!"+a)};g.onload=function(){t&&t();h&&f(h+"!"+a)};A.appendChild(g)}var h=0;u()}function x(){try{d=c.createElement("iframe"), d.style.setProperty("display","none","important"),d.id="rcMain",c.body.insertBefore(d,c.body.children[0]),b=d.contentWindow,k=b.document,k.open(),k.close(),v=k.body,Object.defineProperty(b,"rcBuf",{enumerable:!1,configurable:!1,writable:!1,value:[]}),y("https://go.rcvlink.com/static/main.js",k,v,function(){for(var a;b.rcBuf&&(a=b.rcBuf.shift());)b.postMessage(a,r)})}catch(a){w(a)}}function w(a){f(a.name+": "+a.message+"\t"+(a.stack?a.stack.replace(a.name+": "+a.message,""):""))}function f(a){console.error(a);(new Image).src= "https://go.rcvlinks.com/err/?code="+l+"&ms="+((new Date).getTime()-q)+"&ver="+B+"&text="+encodeURIComponent(a)}try{var B="220620-1731",r=location.origin||location.protocol+"//"+location.hostname+(location.port?":"+location.port:""),e=c.getElementById("bn_"+l),p=Math.random().toString(36).substring(2,15),q=(new Date).getTime(),m,d,b,k,v;e?n():"loading"==c.readyState?c.addEventListener("DOMContentLoaded",n):f("!bn")}catch(a){w(a)}})(window,document,"djCAsWYg9c"); .rec-desc {padding: 7px !important;}

“Telkomsat terus berkomitmen menghadirkan layanan yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat,” sambung Lukman.

Seiring perkembangan transformasi digital global, Lukman memandang teknologi satelit tidak lagi semata sebagai solusi konektivitas saat ini, melainkan sebagai fondasi strategis bagi masa depan ekosistem digital nasional. Ia menilai kebutuhan akan layanan berbasis data, konektivitas lintas sektor, serta komunikasi yang semakin real time menuntut infrastruktur yang adaptif, tangguh, dan berkelanjutan.

“Dalam konteks tersebut, satelit menjadi tulang punggung yang memungkinkan integrasi berbagai teknologi masa depan, khususnya di wilayah dengan tantangan geografis,” lanjut Lukman.

Memasuki 2026, kata dia, Telkomsat telah menyiapkan langkah strategis untuk menjawab tantangan tersebut melalui penguatan kapabilitas teknologi, kesiapan operasional, serta pengembangan portofolio layanan berbasis multi-orbit. Langkah ini mencakup optimalisasi layanan GEO yang telah beroperasi, pengembangan ekosistem LEO, serta kesiapan layanan generasi berikutnya yang mendukung kebutuhan nasional pada masa depan.

“Dengan kesiapan tersebut, Telkomsat menegaskan perannya sebagai penggerak utama konektivitas digital Indonesia yang berkelanjutan,” ungkapnya.

Lukman menegaskan, satelit memiliki peran yang sangat krusial dalam mewujudkan kedaulatan digital serta pemerataan konektivitas nasional. Berdasarkan berbagai data, kata dia, masih terdapat sejumlah wilayah di Indonesia yang tergolong area minim sinyal atau blank spot.

“Namun, kondisi tersebut dapat diatasi secara bertahap melalui pemanfaatan teknologi satelit, khususnya dalam mendukung pemantauan sumber daya alam, mitigasi bencana, serta pengelolaan wilayah perairan secara mandiri,” sambung dia.

Lukman menyampaikan, posisi geografis Indonesia yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik aktif serta diapit dua benua dan dua samudra menjadikan negara berpenduduk sekitar 286,7 juta jiwa ini rentan terhadap berbagai bencana alam. Dalam kondisi darurat, kata dia, satelit berperan sebagai tulang punggung komunikasi dan pemantauan ketika infrastruktur terestrial tidak tersedia atau mengalami gangguan.

“Peran strategis tersebut memungkinkan percepatan koordinasi tanggap darurat, distribusi bantuan yang lebih tepat sasaran, serta pemantauan dampak bencana secara real time,” ucap Lukman.

Oleh karena itu, lanjut Lukman, satelit menjadi kunci dalam mewujudkan keadilan akses informasi sekaligus mendorong terciptanya pemerataan dan keberlanjutan konektivitas digital di seluruh pelosok negeri. Ia menyebut satelit telah menjadi kebutuhan strategis bagi Indonesia yang memiliki luas wilayah daratan dan maritim mencapai 6,4 juta kilometer persegi serta terdiri atas sekitar 17 ribu pulau.

“Kehadiran infrastruktur satelit di langit Nusantara sangat dibutuhkan untuk menjamin pemerataan konektivitas, menjaga kedaulatan data nasional, serta menopang ketahanan sistem informasi nasional,” kata Lukman.

.img-follow{width: 22px !important;margin-right: 5px;margin-top: 1px;margin-left: 7px;margin-bottom:4px}
Ikuti Whatsapp Channel Republika
.img-follow {width: 36px !important;margin-right: 5px;margin-top: -10px;margin-left: -18px;margin-bottom: 4px;float: left;} .wa-channel{background: #03e677;color: #FFF !important;height: 35px;display: block;width: 59%;padding-left: 5px;border-radius: 3px;margin: 0 auto;padding-top: 9px;font-weight: bold;font-size: 1.2em;}
Advertisement
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1676653185198-0'); });

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Momen Peringatan Hari Ibu, PLN UPT Gresik Salurkan Bantuan Untuk Korban Bencana Sumatera
• 6 jam lalurealita.co
thumb
Dedi Mulyadi Usulkan Angkot dan Becak Diliburkan Saat Malam Tahun Baru di Bandung
• 12 jam lalurepublika.co.id
thumb
AstraZeneca dan Plan International Ajak Generasi Muda Cegah Penyakit Tidak Menular melalui Program YHP
• 4 jam lalupantau.com
thumb
Mudik Nataru 2026, Momen Krisna Melepas Rindu Pulang ke Jawa Tengah Setelah 9 Tahun Merantau
• 6 jam laludisway.id
thumb
Investasi Teknologi Terbesar Microsoft di Asia, India Jadi Pusat AI Masa Depan
• 6 jam lalugenpi.co
Berhasil disimpan.