Prabowo-Trump Dijadwalkan Teken Perjanjian Dagang RI-AS Akhir Januari 2026

bisnis.com
13 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) menyepakati finalisasi perjanjian dagang atau Agreement on Reciprocal Tariff (ART). Dokumen kerja sama perdagangan strategis ini ditargetkan bakal ditandatangani secara resmi oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump pada akhir Januari 2026.

Kepastian tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai menggelar pertemuan bilateral dengan Duta Besar Perwakilan Perdagangan AS (United States Trade Representative/USTR) Jameson Greer di Washington D.C., Senin (22/12/2025) waktu setempat.

Airlangga mengaku bahwa seluruh isu substansial, baik aspek utama maupun teknis dalam dokumen ART, telah disepakati kedua belah pihak. Saat ini, sambungnya, proses tinggal menyisakan tahap harmonisasi bahasa hukum atau legal drafting.

“Seluruh isu substansi dalam dokumen ART sudah disepakati. Tadi juga disepakati framework timetable, di mana pada minggu kedua Januari 2026, tentatif antara tanggal 12 sampai 19, tim teknis akan menyelesaikan legal drafting serta clean up dokumen,” ungkap Airlangga dalam konferensi pers, Selasa (23/12/2025) pagi waktu Indonesia.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Mantan menteri perindustrian itu memerincikan bahwa setelah proses teknis tersebut rampung, dokumen final akan segera disiapkan untuk agenda penandatanganan tingkat tinggi. Saat ini, pihak Gedung Putih tengah mengatur jadwal pertemuan antara kedua pemimpin negara.

Perjanjian ART ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan awal yang dicapai pada 22 Juli lalu. Poin krusial dalam kesepakatan ini mencakup komitmen Indonesia membebaskan tarif bea masuk hampir seluruh produk asal AS.

Baca Juga

  • Perjanjian Dagang Indonesia-EAEU Resmi Diteken, 90,5% Produk Bebas Tarif
  • FTA Indonesia-EAEU Segera Diteken, 90% Produk Bebas Tarif
  • Wanti-wanti Pengusaha Soal Finalisasi Kesepakatan RI-AS untuk Tarif Impor

Sebagai timbal balik, AS menurunkan tarif resiprokal atas produk asal Indonesia dari awalnya 32% menjadi 19%. Negeri Paman Sam itu juga memberikan fasilitas pengecualian tarif bagi produk-produk unggulan ekspor RI, meliputi minyak kelapa sawit (CPO), kopi, hingga kakao 

Airlangga menilai kesepakatan ini sangat strategis, khususnya bagi sektor industri padat karya nasional yang selama ini tertekan oleh hambatan tarif. Sektor-sektor yang terdampak langsung oleh kebijakan ini diperkirakan menyerap hingga 5 juta tenaga kerja.

“Kata-kata yang dikedepankan adalah menjaga kepentingan bersama. Tidak ada kebijakan di Indonesia yang dibatasi oleh perjanjian ini, justru menguntungkan kepentingan ekonomi kedua negara secara berimbang atau balance,” klaimnya.

Di sisi lain, Indonesia juga mempertegas komitmennya untuk membuka akses pasar bagi AS dengan mengatasi hambatan non-tarif (non-tariff barriers). Pemerintah terus mendorong deregulasi, salah satunya melalui pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Debottlenecking guna mengurai sumbatan perizinan usaha.

Airlangga pun optimistis implementasi ART akan menjadi katalis positif bagi perekonomian nasional pada tahun depan.

“Target penyelesaian ini dikaitkan dengan agenda pertemuan antara Pak Presiden Prabowo dan Presiden Trump, sehingga ini menjadi sebuah milestone tersendiri,” ucapnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Tradisi Romantis, Imam Darto Selalu Rayakan Ulang Tahun Pernikahan dengan Liburan Mesra Tanpa Anak
• 9 jam lalugrid.id
thumb
Pemerintah tingkatkan pengelolaan lingkungan di sektor pariwisata
• 14 jam laluantaranews.com
thumb
Hadir di Rakernas APPSI, Wamentan: Era Prabowo Era Swasembada Pangan!
• 22 jam laludetik.com
thumb
KPK Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Kantor Ayahnya
• 1 jam lalusuara.com
thumb
Detik-detik Mulan Jameela Salaman dengan Maia Estiany di Acara Gender Reveal Anak Al Ghazali, Reaksi Keduanya Disorot
• 12 jam lalugrid.id
Berhasil disimpan.