Jakarta, tvOnenews.com — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan negosiasi tarif yang digelar bersama otoritas perdagangan Amerika Serikat (AS) membuahkan kesepakatan strategis yang dinilai saling menguntungkan bagi kedua negara.
Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia memperoleh kepastian pembebasan tarif resiprokal untuk sejumlah komoditas unggulan nasional. Komoditas yang mendapatkan pengecualian tarif itu antara lain kelapa sawit, kopi atau kakao, serta teh—produk ekspor andalan Indonesia ke pasar global.
“AS memberikan pengecualian tarif untuk produk unggulan kita, seperti sawit, kopi, teh, sedangkan AS mengharapkan dapat akses ke critical mineral,” tegas Airlangga saat konferensi pers secara virtual dari Washington, Selasa (23/12/2025).
Airlangga menyebut, perundingan lanjutan yang dilakukannya bersama Ambassador United States Trade Representative (USTR), Jamieson Greer, berlangsung kondusif dan produktif. Kedua pihak, kata dia, sepakat membangun skema perdagangan yang lebih terbuka dan seimbang, dengan memperhitungkan kepentingan strategis masing-masing negara.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Amerika Serikat meminta timbal balik berupa akses terhadap mineral kritis Indonesia. Permintaan tersebut sejalan dengan meningkatnya kebutuhan AS akan bahan baku strategis untuk industri berteknologi tinggi, energi bersih, dan pertahanan.
“Dan tentunya Amerika sangat berharap untuk mendapatkan akses terhadap critical mineral,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Indonesia dan Amerika Serikat juga menyepakati tenggat waktu finalisasi perjanjian tarif dagang. Penandatanganan dokumen kerja sama ditargetkan rampung pada akhir Januari 2026 dan akan dilakukan langsung oleh pemimpin kedua negara.
“Sehingga akhir Januari bisa dilakukan penandatanganan dokumen oleh Presiden Prabowo dan Presiden Trump dengan demikian membuka akses pasar kedua negara,” paparnya.
Pemerintah menilai kesepakatan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat hubungan dagang Indonesia–Amerika Serikat, sekaligus membuka peluang ekspor yang lebih luas bagi komoditas unggulan nasional di tengah dinamika perdagangan global. (agr/nba)




