JAKARTA, KOMPAS.com - Rangkaian kerusuhan yang terjadi di sejumlah daerah sepanjang Agustus lalu menjadi pengingat bagaimana relasi antara masyarakat dan aparat penegak hukum pada tahun 2025.
Peristiwa yang bermula dari aksi unjuk rasa tersebut tidak hanya berujung pada bentrokan, korban jiwa, dan kerusakan fasilitas umum, tetapi juga memicu gelombang kemarahan publik yang berujung pada tuntutan reformasi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Puncak eskalasi terjadi setelah tewasnya seorang pengemudi ojek daring, Affan Kurniawan, yang terlindas mobil rantis Brimob saat penanganan aksi massa, 28 Agustus.
Insiden memilukan itu kemudian menyulut protes lanjutan hingga penyerangan Markas Komando Brimob Polda Metro Jaya di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, pada tanggal yang sama.
Baca juga: Gaspol Hari Ini: Intelijen Prabowo Bobol, Kerusuhan Agustus Bisa Terulang
Demo, Affan terlindas, publik pun marahKerusuhan bermula dari aksi demonstrasi di berbagai kota pada akhir Agustus 2025, salah satunya di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta.
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=reformasi polri, affan kurniawan, demo agustus 2025, kerusuhan agustus 2025, Komisi Percepatan Reformasi Polri, reformasi polri prabowo, kaleidoskop 2025, Tim Percepatan Reformasi Polri&post-url=aHR0cHM6Ly9uYXNpb25hbC5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8yMy8xMjAyMjc2MS9rZXJ1c3VoYW4tYWd1c3R1cy0yMDI1LWJlcnVqdW5nLXR1bnR1dGFuLXJlZm9ybWFzaS1wb2xyaQ==&q=Kerusuhan Agustus 2025 Berujung Tuntutan Reformasi Polri§ion=Nasional' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `Aksi yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi ricuh setelah terjadi pembubaran massa oleh aparat.
Bentrokan tak terhindarkan, disertai penggunaan gas air mata dan kendaraan taktis di sejumlah titik strategis, termasuk kawasan sekitar Gedung DPR/MPR.
Di tengah situasi yang memanas itulah tragedi menimpa Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek daring yang sedang melakoni pekerjaannya ketika kerusuhan terjadi.
Baca juga: Proses Pidana Kematian Affan Kurniawan yang Tak Kunjung Ada
Saat berada di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Affan terlindas oleh mobil ranits Brimob.
Ia mengalami luka parah dan meninggal dunia setelah sempat mendapatkan perawatan medis.
Rekaman video kejadian tersebut menyebar luas di media sosial dan dengan cepat memantik kemarahan publik.
Bagi banyak orang, kematian Affan menjadi simbol kegagalan aparat dalam menjamin keselamatan warga sipil saat mengamankan aksi massa.
Baca juga: Mahfud MD Sebut 1.037 Orang Ditangkap Polisi Imbas Demo Agustus
Kematian Affan memicu gelombang solidaritas luas, khususnya dari komunitas pengemudi ojek daring.
Ribuan pengemudi mengawal pemakaman Affan, sementara di media sosial muncul berbagai seruan keadilan dan kritik keras terhadap tindakan aparat.
Kematian Affan juga membuat situasi memanas.
Hanya beberapa jam setelah kejadian Affan dilindas, Mako Brimob Polda Metro Jaya sudah disatroni massa yang marah.
Baca juga: Komnas HAM: Korban Tewas dalam Unjuk Rasa Agustus 2025 Jadi 11 Orang
Kericuhan pun terjadi dan berkembang menjadi kerusuhan yang diwarnai perusakan fasilitas umum dan penjarahan.
Tak hanya di Jakarta, kerusuhan serupa turut terjadi di berbagai kota besar di Indonesia, antara lain, Surabaya, Bandung, dan Makassar.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mencatat bahwa kerusuhan tersebut menyebabkan 11 orang meninggal dunia.
Momentum evaluasiPolri mengakui bahwa rangkaian peristiwa tersebut menjadi bahan evaluasi serius.
Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Wakalemdiklat) Polri Irjen Pol Achmad Kartiko, saat membacakan pidato Wakapolri Komjen Pol Dedi Prasetyo, menyebut kerusuhan Agustus 2025 sebagai titik balik refleksi organisasi.
"Kami mengakui bahwa Polri masih memiliki banyak kekurangan dan tidak luput dari kesalahan selama menjalankan tugas," kata Kartiko, dalam Dialog Literasi Kebangsaan STIK (Dilibas) bertema "Transformasi Polri: Antara Citra dan Realita", di Auditorium STIK Polri, Jakarta Selatan, Rabu (19/11/2025).
Baca juga: Polri Akui Masih Banyak Kekurangan, Prahara Agustus Jadi Sinyalnya




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5429808/original/054554400_1764645012-000_32X43LN.jpg)