Berawal dari Pertemanan Masa Kecil, Braga MGNDW Bawa Nilai Budaya Lewat Musik

kumparan.com
6 jam lalu
Cover Berita

Braga MGNDW merupakan grup band asal Sulawesi Utara. Unit Pop Alternative itu, fokus memadukan nuansa Pop dengan baluran diksi etnik Mongondow dalam musikalitas mereka.

Grup band tersebut beranggotakan Yedi Mamonto (vokal), Vicky Mokoagow (gitar melodi/vokal latar), Vicro Lamusu (keyboardist & synth/vokal latar), Christianto Bangol (bassist), dan Rian Mamonto (drummer).

Para personel Braga MGNDW merupakan teman bermain sejak masih kecil di salah satu kampung yang terletak di kawasan Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara. Beberapa dari mereka bahkan juga memiliki hubungan keluarga.

"Kita sepupuan semua. Kita sepupuan, tetanggaan semua. Jadi keluarga," kata Yedi sang vokalis saat berbincang dengan kumparan, di Taman Kota Peruri, Jakarta Selatan, Sabtu (20/12).

Beranjak dewasa mereka kemudian fokus membuat band. Namun, nama Braga MGNDW baru mereka gunakan pada tahun 2015.

Akronim MGNDW merupakan singkatan dari Mongondow. Sang gitaris, Vicky Mokoagow, menjelaskan bahwa sebelumnya mereka hanya menggunakan kata Braga untuk nama bandnya.

"Karena orang-orang nanya kenapa Braga tapi dari Sulawesi Utara? Karena itu singkatan dari Beranda Rumah Mangga, di mana tempat kita jamming-jamming dulu itu di depan rumah saya ada pohon mangga," ujar Vicky.

"Jadi Beranda Rumah Mangga disingkat jadi Braga. Kita menambah kata MGNDW, itu singkatan dari asal-usul kita, Mongondow. Sesudah itu kita mulai bikin lagu 2015 sampai sekarang," tambahnya.

Nuansa musik etnik cukup lekat dengan karya-karya yang telah dirilis Braga MGNDW hingga saat ini. Braga MGNDW telah merilis EP Samudra Ingatan di 2019.

Lalu mereka merilis beberapa single dan album penuh pertama mereka bertajuk 'Kembara Jiwa' di tahun 2024. Pulang yang Paling Pulang, menjadi single jagoan mereka di album itu.

Braga MGNDW memang berusaha mengangkat nilai budaya daerah mereka lewat lagu. Minimnya upaya pelestarian budaya daerah menjadi salah satu keresahan yang mendorong Braga MGNDW buat berjuang lewat musik mereka.

"Kayak soal Mongondow mungkin soal budaya kita yang makin ke sini tuh makin apa ya, bukan jadi hal yang prioritas di daerah kita. Nah tugas kita sebagai band daerah, makanya kita membawa juga Braga dan ada Mongondow-nya," tutur Vicky.

Braga MGNDW memang punya harapan besar agar musik mereka bisa dinikmati masyarakat lebih luas. Bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di dunia internasional.

"Agar orang-orang juga tahu bahwa di Sulawesi Utara itu ada multikultur ya. Ada Minahasa, ada Sangihe, ada juga Mongondow yang punya sejarahnya sendiri, punya kesenian dan budayanya juga yang sudah ribuan tahun itu," tutup Vicky.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
ISAT Optimalkan Infrastruktur dan Sistem Dark Fiber lewat Investor Baru
• 4 jam laluidxchannel.com
thumb
Tersangka Nadiem Masih Sakit Pascaoperasi, Sidang Perdana Kasus Pengadaan Laptop Chromebook Kembali Ditunda
• 5 jam lalutvonenews.com
thumb
Mahasiswa Serbia Demo Lawan Tekanan Pemerintah terhadap Universitas
• 22 jam laluidntimes.com
thumb
Tahun Baru 2026, BMKG Ramalkan Sejumlah Wilayah Ini Bakal Alami Suhu Tinggi
• 3 jam lalutvonenews.com
thumb
KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Kasus Korupsi Kuota Haji
• 22 jam lalusuarasurabaya.net
Berhasil disimpan.