MOBILITAS masyarakat yang menuju maupun melalui kawasan pesisir Pantura diprediksi akan meningkat di musim liburan akhir tahun ini.
Di balik meningkatnya aktivitas tersebut, ada risiko hidrometeorologis yang perlu diwaspadai, salah satunya adalah potensi banjir rob.
Dalam beberapa pekan terakhir, kondisi cuaca di Indonesia dipengaruhi keberadaan sejumlah bibit siklon tropis dan sistem tekanan rendah yang berkembang di Samudra Hindia serta wilayah selatan Indonesia.
Meskipun sistem-sistem ini tidak berkembang menjadi siklon tropis yang melintasi daratan Indonesia, dampak tidak langsungnya cukup signifikan.
Pola sirkulasi angin yang terbentuk meningkatkan suplai uap air ke wilayah Indonesia, sehingga memicu peningkatan curah hujan hingga sekitar 20–40 persen dengan akumulasi curah hujan harian tercatat berada pada kisaran 50–120 mm per hari, bahkan pada kondisi ekstrem dapat melampaui 150 mm per hari.
Baca juga: Biarkan Dunia Membantu Sumatera
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=Banjir rob, libur natal dan tahun baru, pesisir Pantura&post-url=aHR0cHM6Ly9yZWdpb25hbC5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8yMy8xMzA0NTk1MS93YXNwYWRhLWJhbmppci1yb2ItZGktbXVzaW0tbGlidXJhbi1ha2hpci10YWh1bg==&q=Waspada Banjir Rob di Musim Liburan Akhir Tahun§ion=Regional' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `Pada saat yang sama, penguatan angin regional turut meningkatkan tinggi gelombang laut, seperti di perairan utara Jawa yang dapat mencapai 2,5–4 meter.
Peningkatan curah hujan ini berdampak langsung pada sistem hidrologi daratan. Ketika intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah dan daya tampung drainase, air hujan akan berubah menjadi limpasan permukaan atau surface run off dalam jumlah besar.
Limpasan ini mengalir cepat menuju sungai-sungai utama dan bermuara di kawasan pesisir.
Pada kondisi normal, air sungai akan mengalir ke laut tanpa hambatan berarti. Namun, pada saat bersamaan terjadi fase pasang maksimum dan kenaikan muka air laut, aliran sungai di bagian hilir menjadi tertahan.
Fenomena ini dikenal sebagai backwater effect, di mana air sungai tidak dapat mengalir ke laut dan justru meluap ke daratan.
Pertemuan antara limpasan air dari daratan dengan air laut yang sedang pasang inilah yang menyebabkan akumulasi air di kawasan pesisir dan memicu banjir rob.
Wilayah pesisir utara Jawa merupakan kawasan dengan tingkat kerentanan banjir rob yang tinggi.
Secara geomorfologi, kawasan ini didominasi dataran aluvial muda dengan ketinggian rata-rata kurang dari 2 meter di atas permukaan laut serta kemiringan lahan yang sangat landai, umumnya di bawah 2 persen.
Kondisi tersebut menyebabkan aliran air berjalan sangat lambat dan genangan mudah terbentuk.
Di Jawa Barat, wilayah pesisir Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, serta Kota dan Kabupaten Cirebon kerap mengalami banjir rob, terutama di sekitar muara sungai besar seperti Citarum dan Cimanuk.





