Kasus Flu Mengganas di Tiongkok: Kasus Berat dan Kematian Meledak, Otoritas Diduga Tutup-Tutupi Fakta

erabaru.net
19 jam lalu
Cover Berita

Belakangan ini, wabah influenza di Tiongkok merebak dengan ganas. Penyebaran virus sangat luas, gejalanya berat, dan tingkat infeksi melonjak tajam. Kelompok usia 5 hingga 14 tahun tercatat jauh lebih tinggi dibanding kelompok usia lainnya. Data yang disebut sebagai “musim flu” tahun ini telah melampaui periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya dan menjadi yang tertinggi dalam hampir empat tahun terakhir. Jumlah kasus berat dan kematian meningkat sekitar 40 persen dibandingkan tahun lalu. Masyarakat meragukan bahwa ini hanya flu biasa dan menduga kemungkinan disebabkan oleh mutasi virus COVID-19, sementara otoritas tetap menutupi kebenaran.

EtIndonesia. Media resmi Partai Komunis Tiongkok (PKT) melaporkan bahwa saat ini tingkat aktivitas flu di banyak kota di Tiongkok meningkat dengan cepat, jumlah kasus infeksi bertambah signifikan. Beijing telah memasuki periode dengan tingkat kejadian tinggi, dan Shanghai juga akan segera mencapai puncaknya. Namun, kondisi sebenarnya disebut-sebut jauh lebih buruk.

Warga mengatakan, “Flu tahun ini benar-benar gila. Satu orang terinfeksi, seluruh keluarga ikut tertular. Unit gawat darurat rumah sakit penuh antrian.”

Seorang warga Tiongkok daratan berkata:  “Flu A kali ini sangat parah. Anak kami kena flu A duluan, lalu saya minta izin sekolah untuknya dan dia minum obat di rumah. Mungkin kemudian menular ke saya.”

Seorang dokter spesialis penyakit pernapasan di Tiongkok daratan mengatakan:
“Semua orang belakangan ini harus benar-benar memperhatikan perlindungan diri, karena saya bekerja di bagian pernapasan, dan sekarang jumlah pasien saya sangat, sangat banyak.”

Data pemantauan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Tiongkok menunjukkan bahwa data musim flu tahun ini telah melampaui periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya dan menjadi yang tertinggi dalam hampir empat tahun, serta masih terus meningkat. Namun, data sebenarnya tidak jelas.

Menurut laporan, dari wilayah selatan hingga utara, laporan wabah berkelompok di sekolah terus meningkat. Tingkat hasil positif tes pada kelompok usia 5 hingga 14 tahun jelas lebih tinggi dibanding kelompok usia lainnya. Di beberapa daerah di Shanghai, hampir seluruh satu tingkat kelas harus dikarantina.

Selain itu, di Henan, Zhejiang, Jiangsu, dan daerah lainnya, banyak anak yang setelah terinfeksi berkembang menjadi “paru-paru putih” (white lung) dalam waktu sangat singkat, dan jumlah kasus kematian di berbagai daerah juga terus meningkat.

 “Data pemeriksaan flu terbaru yang dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok menunjukkan bahwa hanya dalam tiga bulan terakhir, jumlah kasus flu A berat dan kematian di seluruh negeri meningkat sekitar 40,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar Rumah Sakit Kesehatan Ibu dan Anak Kota Pingxiang. 

Professor Liu, dosen di Canadian College of Traditional Chinese Medicine dan direktur Klinik Pengobatan Tiongkok Kangmei, mengatakan:  “Dari sudut pandang lain, khususnya di Tiongkok daratan, kondisi ini mungkin berkaitan dengan terganggunya fungsi kekebalan tubuh masyarakat akibat pandemi COVID-19 sebelumnya. Terjadi kekacauan pada sistem imun. Karena yang dilaporkan bukan hanya infeksi virus flu A, tetapi juga virus pernapasan lain seperti RSV, bahkan infeksi campuran. Fenomena ini dalam dua tahun terakhir sangat jelas dan patut mendapat perhatian serius.”

Mengapa wabah di Tiongkok begitu parah? Media resmi Partai Komunis Tiongkok mengklaim bahwa perubahan utama tahun ini adalah pergeseran strain virus yang beredar. 

Strain flu A H1N1 yang mendominasi musim lalu kini tergeser, sementara flu A H3N2 menjadi strain utama musim ini dengan proporsi lebih dari 95 persen, disertai sedikit flu A H1N1 dan virus influenza tipe B yang beredar bersamaan.

Namun, masyarakat mengungkapkan bahwa rumah sakit melakukan pemeriksaan ketat terhadap pasien yang hasil tesnya positif. Mereka meragukan bahwa wabah ini sebenarnya masih merupakan mutasi virus COVID-19, dan menuduh otoritas serta rumah sakit bekerja sama untuk menutupi kebenaran.

Seorang orang tua siswa di Tiongkok daratan berkata:  “Di rumah sakit juga ada pencatatan yang sangat ketat. Mereka bertanya kamu dari sekolah mana, kelas apa. Kalau hasilnya positif, katanya karena flu A, padahal sebenarnya ini adalah virus mutasi COVID-19!”

Para ahli mengingatkan bahwa seiring penyebaran virus di tengah masyarakat, kecepatan mutasi virus akan semakin meningkat. Semua pihak harus benar-benar memperhatikan keselamatan kesehatan publik. (Hui/asr)

Laporan wawancara oleh wartawan New Tang Dynasty Television, Tang Rui.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
DPR Minta Polisi Tindak Tegas Teror Bom di 10 Sekolah Depok Jelang Natal dan Tahun Baru
• 9 jam lalupantau.com
thumb
Cerita Yudai Yamamoto: Wasit Asing di Super League, Pernah Jadi Tentara Jepang
• 17 jam lalukumparan.com
thumb
Peluang Besar VinFast Tahun Depan, Didukung Ekosistem Lengkap
• 22 jam lalumedcom.id
thumb
Tes Kepribadian: Ada 4 Objek, Gambar Pertama yang Dilihat Ungkap Sifat Dominanmu
• 17 jam lalubeautynesia.id
thumb
Pemerintah Izinkan Masyarakat Gunakan Kayu yang Terbawa Banjir Sumatra
• 17 jam lalujpnn.com
Berhasil disimpan.